Mempunyai Mertua Non Muslim, Ini Sikap Yang Perlu Diperhatikan

0
756

Assalamu’alaykum. Pak Ustadz, saya baru sebulan ini menikah dengan pria yang mualaf. Tapi suami jadi mualaf sudah lebih dari 5 tahun. Untuk sementara kami tinggal di rumah suami ( mertua saya), hanya mertua saya masih non muslim. Meski non muslim keduanya baik dan tidak pernah menyinggung soal agama, bahkan suka nanya atau mengingatkan kalau saya belum  shalat. Bagaimana saya harus bersikap?. Apakah saya perlu mendakwahi mereka?. Mohon nasihatnya ( Mel via fb )

 

 

Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Meski mereka atau mertua Anda non muslim namun mereka tetap ”orang tua” Anda. Kewajiban Anda adalah menghormati,berbuat baik dan menghargai kepada mereka.

 

 

Anda pun tetap harus bersikap baik kepada mertua Anda meski ia non muslim tersebut, selama mereka tidak mengajak atau menyuruh Anda berbuat munkar. Namun sekiranya mereka atau mertua Anda tersebut mempengaruhi atau malah mengajak menyekutukan Allah maka Anda wajib menolaknya. Dalam Al Quran secara tegas Allah berpesan,

 

 

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

 

Dan jika keduanya memaksamu mempersekutukan sesuatu dengan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang baik dan ikuti jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu maka Aku kabarkan kepadamu apa yang kamu kerjakan” ( QS. Luqman : 15 )

 

Demikian juga selama mereka tidak menampakkan permusuhan khususnya kepada Anda dan umat Islam pada umumnya maka kita wajib berbuat baik kepada mereka. Perhatikan ayat berikut.

 

 

 

“Allah tiada melarang kamu   berbuat  baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada  memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari  negerimu. Sesungguhnya Allah  menyukai  orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya  Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu  karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu orang lain untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al Mumtahanah 60: 8-9).

 

Ayat ini menegaskan, selama orang non muslim termasuk mertua Anda tidak menampakkan permusuhan,   kita harus berlaku adil dan berbuat baik. Namun apabila orang –orang non muslim secara terang-terangan menampakkan permusuhan, maka kita harus menghadapinya secara tegas dan elegan. Seperti yang Allah tegaskan dalam Al Quran,

 

 

 

۞ وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ ۖ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَٰهُنَا وَإِلَٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

 

 

 

Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,  kecuali dengan  orang-orang zalim di antara mereka dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan  kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada Nya  berserah diri.” (Q.S. Al’Ankabut: 46).

 

 

Lalu apakah Anda harus mendawahi mereka? Begini, yang namanya dakwah itu tidak sebatas ceramah di mimbar, melakukan tabligh akbar dan sebagainya. Melainkan sebagai muslim segala ucapan, tingkah lalu, akhlak kita harus menjadi sarana dakwah.

 

 

 

Jadi dakwah dalam arti yang luas ( amar ma’ruf nahi munkar ) mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada yang munkar itu harus dilakukan setiap muslim sesuai dengan kemampuannya. Anda sebagai muslimah tetap istiqomah memakai jilbab atau menutup aurat, itu juga dakwah.

 

 

 

Anda sebagai muslimah bertutur kata yang baik, sopan dan penuh santun itu juga dakwah. Anda tetap shalat, membaca Al Quran, ke pengajian dan hal-hal lainnya itu dakwah. Siapa tahu dengan begitu mertua Anda dapat hidayah dan terbuka hatinya.

 

 

 

Kalau mereka bertanya tentang Islam Anda jelaskan. Berdiskusi tentag Islam, Anda jelaskan, itu juga dakwah. Hormat, patuh dan berbakti pada suami, itu juga dakwah. Intinya tunjukkan sikap dan akhlak yang mulia sebagai istri dan muslimah. Namun Anda tidak berhak memaksanya untuk memeluk Islam, sebagai hidayah itu hanyalah milik Allah.

 

 

 

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

 

 

 

 

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al Baqarah: 256 )

 

 

BACA JUGA: Mertua Suka Mengadu Domba ? Begini Cara Menghadapinya

 

Soal hidayah itu hanya Allah yang berkuasa memberikan. Intinya berbuat baiklah kepada mertua Anda dan jangan menyakitinya. Mudah-mudahan dengan kebaikan dan akhlak yang mulia yang Anda tunjukkan menjadi jalan hidayah bagi mertua Anda. Demikiannya penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: duniamuslimah

780

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .

 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman