Assalamu’alaykum. Pak Aam, anak saya baru 3 tahun dan suami (ayahnya) sudah mengajak atau membawa shalat ke masjid termasuk saat Subuh. Namun kata orangtua belum saatnya dan lebih baik dirumah saja sebab di masjid suka mengganggu jamaah. Suami dan ayah saya ( mertua suami) kadang suka berselisih paham. Bagaimana mengatasinya?. Mohon nasihatnya. ( Gina via fb )
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat yang dirahmati Allah. Tentu apa yang Anda atau suami Anda lakukan tidak salah sebagai proses pembelajaran dan pembiasaan kepada anak. Sebab anak perlu pembiasaan sejak dini atau sejak kecil khususnya shalat agar kelak setelah remaja atau dewasa menjadi tidak kaku atau malas.
Meski secara syariat anak usia 3 tahun belum wajib menjalankan syariat shalat khususnya. Dalam pendidikan Islam atau kepengasuhan, setelah akidah dan akhlak anak kuat, orangtua perlu menekankan pendidikan pada aspek ibadah. Hal pertama dan utama dalam pendidikan ibadah adalah shalat. Allah berfirman,
”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Lukman [31]: 17)
Ayat tersebut memberi pengajaran kepada kita, para orangtua, untuk selalu memantau shalat anak; apakah shalatnya sudah dilaksanakan dengan baik, telah lengkap syarat dan rukunnya; apakah shalatnya sudah dilaksanakan lima kali sehari semalam, atau masih ada yang tertinggal?
Shalat adalah tiang agama. Jika anak-anak kita telah mendirikan shalat dengan baik dan benar, berarti mereka telah menegakkan agama. Sebaliknya, jika anak-anak kita masih berani meninggalkan shalat, shalatnya masih asal-asalan, maka tanpa mereka sadari, anak-anak kita telah mulai meruntuhkan
agama.
Akibat dari tidak terkontrolnya shalat pada anak adalah lahirnya sikap acuh tak acuh terhadap kebaikan dan mendekat atau lebih tertarik untuk melakukan kemunkaran.
Lalu bagaimana agar anak yang dibawa ke masjid tidak mengganggu jamaah yang lain?. Tentu kita harus memahami dunia anak adalah dunia ceria yang diungkapkan dengan sendau gurau dan main-main. Jangan menyalahkan anak, namun yang perlu dilakukan orangtua adalah mengarahkannya dengan mendapinginya.
Beri pemahaman dan nasihat kepada anak tentang adab di masjid terutama saat shalat. Bangun dialog dengan anak pentingnya tertib dan adab ketika di masjid.
Kemudian saat di masjid dalam barisan shalat atau shaf usahakan disamping orangtua dan tidak berdekatan dengan teman sebayanya. Ini sedikit akan mengurangi potensi anak untuk bermain-main dengan temannya saat shalat.
Lalu bagaimana dengan sikap orangtua (mertua) yang tidak setuju dan kerap menjadi perselisihan?. Lagi-lagi menurut hemat saya adalah persoalan dialog atau komunikasi saja.
Diskusikan saja dengan mertua bahwa anak perlu pembiasaan sejak kecil agar setelah dewasa tidak kaku atau malas. Anda juga harus paham bahwa orangtua khususnya jamaah di masjid yang rata-rata sudah usia tua atau pension perlu ketenangan agar khusyu dalam shalat.
BACA JUGA: Cara Membatasi Anak Bermain Gadget
Tapi menurut saya, ini hanya persoalan komunikasi dan dialog saja. Sampaikan dengan santun dan ramah tanpa kesan menggurui. Minta nasihat atau arahan dari mertua, untuk baiknya seperti apa. Anak atau cucunya agar rajin shalat tentu akan menjadi kebanggaan kakeknya. Demikian sebaliknya.
Jadi intinya lakukan dialog dan komunikasi yang baik dengan mertua maupun jamaah masjid lainnya. Dengan demikian anak tepat senang shalat di masjid dan jamaah tetap bisa shalat khusyu dengan kehadiran anak-anak kita sebagai pembelajaran. Demikan penjelasannya semoga bermanfaat.
Nah, terkait dengan cara mendidik anak dan seputar kepengasuhan, Anda dan bapak ibu serta sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “GOLDEN PARENTING “. Dalam buku ini ada tips mendidik anak sesuai yang diajarkan Rasul dan orang-orang shalih lainnya. wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
850
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman