Assalamu’alaykum. Pak Aam, saya sedang hamil anak pertama dan insya Allah menurut perhitungan dokter sekira 2 bulan lagi lahiran. Saya dan suami mempunyai karakter yang berbeda, suami sedikit pemarah dan suka menang sendiri. Dalam ibadahnya suami masih malas-malasan dan hanya ke masjid saat shalat Jumat saja. Bagaimana nanti dalam mendirik anak yang harus dengan keteladanan orangtuanya?. Bagaimana menyadarkan suami agar mempunyai teladan yang baik buat anak-anak? Mohon nasihatnya dan mohon doanya semoga kelahiran saya nanti lancar dan sehat. Terima kasih. ( Puspita via fb)
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Secara pribadi saya turut bahagia atas kehamilan Anda yang sebentar lagi akan mempunyai buah hati. Tentu kita semoga berdoa nanti proses kelahirannya lancar, bayi dan ibunya sehat.
Dalam pembinaan atau pengasuhan anak, faktor keteladanan ini sangat penting. Sebab, anak-anak adalah pribadi yang mudah meniru tindakan atau aktivitas orang dewasa dalam hal ini tentu ayah ibunya.
Untuk itu hendaknya para orang tua bukan hanya memerintahkan atau mengajari anak-anaknya tentang kebaikan saja tetapi hendaknya orang tua juga menjadi pelopor atau pelaku kebaikan juga. Memerintahkan anak hidup bersih itu baik, namun orang tua berperilaku hidup bersih dan sehat jauh lebih baik. Memerintah anak shalat itu utama namun orang tua mengajari sekaligus teladan anak-anaknya shalat itu jauh lebih mulia.
Keteladan dalam keluarga khususnya ayah ibu sangat berperangaruh dalam proses pendidikan kepada anak-anaknya. Suri tauladan yang dicontohkan Rasulullah Saw. tidak sebatas pada pembinaan akidah dan ibadah, melainkan keteladanan dalam segala hal termasuk dalam perlikau dan kata-kata.
Sahabt Usamah bin Zaid pernah mengatakan bahwa ketika dia kecil, Rasulullah Saw. pernah memangkunya di atas paha beliau. Kemudian, beliau mendudukkan Hasan pada paha yang lain. Lalu, Rasulullah Saw. memeluk mereka berdua kemudian berdoa,
“Ya Allah, kasihanilah keduanya, karena sesungguhnya aku mengasihi keduanya.” (H.R. Bukhari )
Demikianlah Rasulullah Saw. bersikap kepada anak-anak. Secara teladan, beliau mengajarkan kepada para orangtua untuk memerhatikan anak-anaknya. Beliau juga mencontohkan bagaimana seharusnya kita bersikap kepada anak, yakni dengan penuh cinta dan kasih, serta kelemahlembutan. Maka, setiap sikap yang tidak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Saw. termasuk pada bentuk kezaliman.
Selain sikap lembut, Rasulullah pun mencontohkan cara orangtua bersikap adil terhadap anak-anaknya. Hal ini penting untuk menjaga keharmonisan keluarga dan menjaga terciptanya perselisihan antara sesama saudara, atau mengundang benci anak kepada orangtua.
Dari Nu’man bin Basyir r.a. berkata, “Ayahku (Basyir) memberikan suatu pemberian kepadaku, tetapi ibuku, ‘Amrah binti Rawaahah berkata, ‘Aku tidak ridho sampai engkau menjadikan Rasulullah Saw. sebagai saksi (atas pemberian ini).’ Maka, ayahku pun mendatangi Rasulullah Saw. lalu berkata, ‘Aku telah memberikan kepada anakku -dari istriku ‘Amrah binti Rawaahah- sebuah pemberian, lantas istriku memintaku untuk meminta persaksian darimu, wahai Rasulullah.’ Rasulullah Saw. bersabda,
‘Apakah engkau juga memberikan kepada seluruh anak-anakmu sebagaimana yang kau berikan kepada An-Nu’man?’ Ayahku menjawab, ‘Tidak.’ Rasulullah Saw. bersabda, ‘Bertakwalah engkau kepada Allah, dan bersikaplah adil terhadap anak-anakmu!’ Maka ayahku pun mengambil kembali pemberian yang telah ia berikan (kepadaku).” (H.R. Bukhari)
Rasulullah Saw. pun sangat tidak menyukai orangtua yang membenci anaknya secara berlebihan, contohnya orangtua yang suka mengucapkan sumpah serapah kepada anak-anaknya. Ingatlah bahwa ucapan orangtua untuk anak adalah doa. Jangan sampai doa buruknya, ucapan laknatnya, dan makiannya dikabulkan Allah. Karena selain akan mengenai anaknya, doa itu akan berbalik kepada dirinya sebagai bentuk hukuman sebagai orangtua atas semua amal lisannya yang tidak terkendali.
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ada tiga doa yang dikabulkan: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa (keburukan) atas anaknya (yang diucapkan orangtua).” (H.R. Tirmidzi).
BACA JUGA: Suami Istri Beda Mazhab, Bolehkah ?
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa Allah Swt. akan meminta pertanggungjawaban setiap orangtua tentang anaknya pada hari kiamat sebelum si anak sendiri meminta pertanggungjawaban orangtuanya. Sebagaimana seorang ayah mempunyai hak atas anaknya, maka anak pun mempunyai hak atas ayahnya.
Abdullah bin Umarra mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah, dia bertanggung jawab atas keluarganya. Wanita pun pemimpin yang mengurusi rumah suami dan anak-anaknya. Dia pun bertanggung jawab atas diri mereka. Budak seorang pria pun jadi pemimpin mengurusi harta tuannya, dia pun bertanggung jawab atas kepengurusannya. Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (H.R. Bukhari)
Maka dari itu didiklah anak Anda dengan baik, jagalah fitrah mereka agar menjadi anak yang saleh, cerdas, dan bermanfaat bagi agamanya. Agar anak-anak menjadi shalih dan shalihah maka orang tua harus shalih dan shalihah juga. Agar anak-anak baik maka orang tua harus berperilaku dan berkarakter baik pula.
Caranya bagaimana ? Ajak dan komunikasikan dengan suami secara baik dan penuh hormat serta lakukan diskusi secara santun dan santai namun serius. Diskusikan cara mendidik anak nanti setelah lahiran. Atau bisa dengan mendiskusikan sebuah buku tentang pendidikan anak.
BACA JUGA: Cara Mengatasi Beda Pendapat Dengan Suami
Sesekali Anda juga bisa mengajak suami hadir di pengajian keluarga atau majelis-majelis taklim yang membahas tentang pembinaan keluarga. Mudah-mudahan dengan cara itu hati suami bisa tergerak dan berubah menjadi lebih baik. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.
Nah, terkait bahasan membangun rumah tangga yang sakinah,mawadah dan penuh rahmah termasuk didalamnya bagaimana mengajak suami atau istri dalam kebaikan, Anda dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “MEMBINGKAI SURGA DALAM RUMAH TANGGA”. Didalamnya juga ada tips dan trik bagaimana mengajak pasangan bersama-sama dalam ibadah, termasuk dalam ibadah shalat-shalat sunnah . Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
840
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman