Tafsir Surat Al Insyiqaq ayat 20 – 23
Oleh: Dr.H.Aam Amiruddin,M.Si
PERCIKANIMAN.ID – – Hukum probabilitas menyatakan bahwa kalau kita sudah melakukan proses (ihktiar) yang terbaik, kemungkinan besar hasilnya pun akan terbaik. Walaupun sangat mungkin terjadi sebaliknya, kita sudah berikhtiar dengan sungguh-sungguh, namun hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Kasus seperti ini jangan sampai membuat kita berhenti melakukan ikhtiar.
Jangan lupa, manusia diciptakan Allah Thabaqan ’an thabaqin (setingkat demi setingkat) alias tidak sekaligus. Yakini bahwa kegagalan adalah bagian dari proses untuk membuat kita lebih matang.
“Mengapa mereka tidak mau beriman?” ( QS. Al Insyiqaq: 20)
“Dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud”. ( QS. Al Insyiqaq: 21)
Pertanyaan seperti ini bukan untuk dijawab, namun untuk direungkan. Ada manusia yang hatinya tertutup dari percikan Al Quran. Nurani dan akalnya tidak pernah tersentuh dengan nasihat-nasihat Ilahi. Hatinya tertutup dari cahaya Ilahi. Bahkan apabila Al Quraan dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud, hatinya tidak pernah tunduk. Inilah gambaran orang-orang yang hatinya mati.
Mangapa hal ini terjadi? Ada sejumlah sebab mengapa hati mengalami kematian, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Tidak pernah dirawat
Apa pun kalau tidak pernah dirawat akan lebih cepat mengalami kerusakan, begitu juga hati. Hati yang tidak dirawat akan mengalami kegersangan, kejumudan, bahkan kematian. “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Al Hadid 57: 16-17)
Kita disuruh agar menyisihkan waktu untuk mengingat Allah dan merenungi ayat-ayat Allah sebagai wujud perawatan terhadap hati, supaya tidak mengalami kegersangan, bahkan kematian. Allah swt. mengingatkan jangan seperti ahli kitab yang tidak pernah mau merawat hatinya sehingga hati mereka menjadi keras dan akhirnya mati.
- Atmosfer yang tidak kondusif
Manusia adalah makhluk sosial yang bisa terpengaruh oleh atmosfer atau suasana lingkungannya. Apabila suasana lingkungan kita ini kondusif untuk kesehatan hati, kemungkinan besar hati kita pun sehat. Namun sebaliknya, kalau suasana lingkungan kita kurang kondusif untuk kesehatan hati, kemungkinan besar hati kita pun sakit, bahkan mati. Di sinilah betapa pentingnya kita memperhatikan atmosfer.
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridoan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Q.S. Al Kahfi 18: 28)
Pada ayat ini Allah swt. memerintahkan agar kita bersabar berada dalam lingkungan yang saleh, bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridoan-Nya. Kita diingatkan untuk tidak berada dalam lingkungan yang suka memperturtkan hawa nafsu. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. Jelaslah bahwa hati akan menjadi mati kalau atmosfer tidak kondusif.
- Selalu mengikuti rayuan nafsu
Hati akan mati apabila dorongan-dorongan hawa nafsu (nafsu buruk) selalu diikuti.
“Pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan menutup penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Q.S. Al Jatsiyah 45: 23).
Itulah tiga kondisi yang bisa menyebabkan hati mati. Sehinggan apabila Al Quraan dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud. Bukan saja tidak mau bersujud, bahkan mendustakan.
“Bahkan orang-orang kafir itu mendustakan.” ( QS. Al Insyiqaq: 22)
Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan. ( QS. Al Insyiqaq: 23)
Semoga kita dijauhkan dari sifat dan amalan-amalan yang membuat hati kita menjadi mati. Semoga Allah Swt senantiasa membimbing dan memberikan kekuatan agar kita selalu ringan dalam beramal shalih, taat, dan ikhlas dalam ibadah sehingga hati kita menjadi hidup dan bersinar. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: norman
960
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman