PERCIKANIMAN.ID – – Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anak lahir sempurna, tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecerdasan yang maksimal. Namun kecerdasan bukan sekedar didapat dari “turunan” melainkan harus ada upaya dari orang tuanya.
Dalam ilmu kedokteran modern menemukan bahwa kecerdasan anak bisa dirangsang sejak dalam kandungan atau sejak bayi belum lahir. Saat ini, dalam Ilmu Kebidanan sudah berkembang suatu wacana baru, yaitu “fetus as a patient”. Maksudnya adalah kesehatan bayi juga menjadi suatu pertimbangan yang sejajar dan berhubungan dengan kesehatan ibunya.
Tidak sekadar mendengar denyut jantung janin, akan tetapi sudah melihat perkembangan masing-masing organ tubuh janin dalam kandungan, membandingkannya dengan grafik perkembangan normal, melihat kelainan bentuk dari organ tubuh janin, serta aktivitas janin dalam kandungan.
Berbagai upaya di atas, kemudian dikembangkan lagi dengan upaya merangsang perkembangan janin sehat dalam kandungan. Hal ini tentunya harus kita pelajari dalam rangka meningkatkan kualitas generasi penerus. Bukankah Allah lebih mencintai Muslim yang kuat daripada Muslim yang lemah?
Kuat yang dimaksud tentunya bukan hanya terletak pada kekuatan fisik semata, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain, termasuk kecerdasan. Karenanya, sudah sepatutnya bila kita berikhtiar untuk membentuk Muslim yang kuat sejak masih di dalam kandungan.
Ikhtiar tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk pemantauan perkembangan, gizi, pemeriksaan genetik dan kelainan hormonal, pengobatan, serta perangsangan kecerdasan.
Sebelum masuk kepada teknis perangsangan kecerdasan, ada baiknya kita ungkap dulu hal yang sangat mendasar yang menjadi pijakan kita dalam melakukan upaya-upaya selanjutnya. Hal yang mendasar tersebut adalah pengenalan terhadap rahim.
Bila kita kaji maknanya secara filosofis, kata rahim memiliki makna “penyayang”. Rahim merupakan suatu ruang lingkungan tempat janin merasakan kedamaian. Di sana ia mulai memperoleh limpahan kasih sayang yang begitu besar dari Sang Maha Pencipta.
Dari sisi fisiologis, rahim adalah satu-satunya tempat dalam tubuh manusia ketika reaksi penolakan tubuh tidak terjadi. Kalaupun terjadi, sangatlah minim. Sebagaimana kita ketahui, tubuh manusia dilengkapi dengan suatu sistem yang sangat canggih. Bila ada protein asing (bakteri, virus, ataupun kuman) masuk ke dalam tubuh, tubuh akan langsung bereaksi dan menolaknya.
Di satu sisi, dengan berbagai perlindungan seperti di atas, janin terlindungi dari berbagai hal yang membahayakan fisiknya, tetapi di sisi lain janin dapat mendengar dan merasa sehingga ia dapat menerima rangsangan dari luar. Sejumlah ahli mencoba merekam suara yang ditangkap janin dalam kandungan. Ternyata, suara yang ditangkap begitu jelas. Kalau diibaratkan, seperti berada dalam suatu amphiteater modern.
Selain merasa, mendengar, dan melihat, janin juga membentuk kapasitas belajar dan menghafal. De Casper (1980), meneliti adanya perubahan daya mengisap (jempol) bila mendengar suara tertentu serta janin mendapat kenyamanan bila ibu berbicara dengan bahasa daerahnya sendiri.
Selain itu, beberapa peneliti antara lain J.P. Lecanuet melaporkan adanya perubahan denyut jantung janin apabila dia mendengarkan cerita tertentu. Bila mendengar cerita yang disukainya, denyut jantung menjadi stabil dan melambat, sebaliknya akan meningkat bila mendengar cerita yang tidak disukainya
BACA JUGA: Kekuatan Doa Dalam Kehamilan
Elissa Newport melaporkan bahwa kemampuan pembelajaran bahasa (asing) berhubungan dengan berat dan tinggi badan janin pada waktu lahir. Fred J. Schwartz menyatakan bahwa proses pembelajaran janin sudah dimulai sejak dalam kandungan.
Janin ikut belajar pada trimester kedua dan ketiga. Hasil penelitian ini dapat menerangkan bagaimana Imam Syafe’i bisa hafal Al Quranul Karim dan ribuan hadis pada usia 9 tahun. Hal ini disebabkan ia selalu mendengarkan bacaan mulia tersebut dalam suatu tempat yang sangat nyaman, yaitu rahim ibunya.
Beberapa hal ini bisa Anda coba untuk merangsang janin tumbuh dengan cerdas sejak dalam kandung:
- Makan makanan yang baik dan berkualitas. Ibu hamil hendaknya lebih memerhatikan kepentingan kesehatan (baik itu kesehatan dirinya maupunjaninnya) daripada selera.
- Hindari semua zat berbahaya atau diduga bisa berbahaya seperti rokok, alkohol, napza, obat-obatan, zat kimia berbau menyengat, dan sebagainya.
- Usahakan untuk bersikap selalu ceria.
- Ajarkan hubungan rangsang dengan reaksi, contohnya bila janin menendang, belailah ia dengan lembut.
- Ajari mengenali suara. Misalnya, mengajarkan tangga nada.
- Bantu janin berkomunikasi dengan membelai, berkata-kata lembut, dan manja.
- Ajarkan janin berbagai jenis suara, misalnya dengan berkata, “Nak, ini suara mobil.”
- Ajari bahasa serta konsep ritme dan nada.
Semua rangsangan tersebut akan meningkatkan equilibrium atau keseimbangan janin dan membangun memori yang lebih luas. Selamat mencoba. [ ]
Disarikan dari buku “ Kehamilan Yang Didamba “ tulisan dr.Hannya Rono dan Dr.Aam Amiruddin, M.Si
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
890
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman