Assalamu’alaykum Pak Aam, suami saya orangnya tempramen. Kepada saya dan anak, ucapannya kasar bahkan sering memukul. Kadang hati saya capek, apa yang harus saya lakukan menghadapi suami yang seperti itu, dan do’a apa agar suami dan anak-anak saya jadi sholeh? (NN via email)
Wa’alaykumsalam ww. Bapak Ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Kalau untuk do’a saya yakin ibu sudah melakukan. Do’a yang ada dalam surat Al-Furqon ayat 74,
“Ya Tuhan, anugerahkan kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa.”
Bila ingin mendapat pasangan dan anak yang menjadi penyejuk hati, kita bisa memanjatkan do’a tersebut. Atau bisa juga dengan kata-kata sendiri, dengan meminta apa saja yang kita mau, karena Allah maha mengerti semua bahasa.
Lalu bagaimana cara menghadapi suami yang seperti diatas? Hal yang paling penting jika kita diuji dengan keburukan adalah, menerima dulu. “Terima” adalah kata kuncinya. Karena semua orang yang berumah tangga akan diuji dengan dua hal, dalam surat Al-Anbiya ayat 35,
“Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.”
Jadi ibu sedang diuji dengan keburukan, yaitu suami yang tempramen, tidak pernah sholat, ucapannya kasar, bahkan suka memukul, hingga ibu lelah. Tapi ada juga yang diuji dengan kebaikan, yaitu suami yang sholeh, baik, dermawan, pintar, kaya, dan ini juga ujian.
Jadi saran saya, terima dulu sebagai kenyataan hidup, kenapa? Karena hidup itu tak seperti yang kita inginkan, tapi hidup itu seperti yang kita jalani. Begitu ibu menerima kenyataan, maka ibu akan punya energi.
Ada orang yang divonis sakit yang berbahaya, tentu saja ia kaget. Tapi terima dulu saja dan berdo’a, “ya Allah, beri hamba kesabaran, beri hamba kekuatan menghadapi penyakit ini. Jadikan penyakit ini pelebur bagi dosa-dosa hamba, sekiranya hamba harus berpulang padamu karena penyakit ini, jadikan ini sarana khusnul khatimah bagi hamba.”
Nah kalau kita sudah bisa menerima kenyataan, tubuh kita akan rileks, begitu tubuh kita rileks, nantinya ada energi untuk menghadapi cobaan dan ujian.
Baca juga: Suami Impoten, Apakah Istri Bisa Gugat Cerai?
Lalu saran saya selanjutnya, ibu tetaplah berbuat baik pada suami. Selama dia menyuruh pada kebaikan, ikutilah, tapi jika ia menyuruh pada keburukan maka jangan diikuti. Karena Nabi mengatakan,
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu dalam kebaikan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jadi siapapun dia, apakah itu orang tua, suami, atau bos anda di kantor, jika ia menyuruh maksiat, maka tidak boleh taat. Suami ibu, selama ia menyuruh pada kebaikan maka taatilah, ibu harus tetap menghormati ia sebagai pemimpin dalam rumah tangga sambil ibu do’akan.
Dan kata kunci yang paling penting adalah “terima dulu” bahwa ini bagian dari jalan hidup ibu. Lalu yakini semua penderitaan yang kita rasakan merupakan pelebur dosa-dosa kita.
Nah, terkait bahasan membangun rumah tangga yang sakinah,mawadah dan penuh rahmah termasuk didalamnya bagaimana mengajak suami atau istri dalam kebaikan, Anda dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “MEMBINGKAI SURGA DALAM RUMAH TANGGA”. Didalamnya juga ada tips dan trik bagaimana mengajak pasangan bersama-sama dalam ibadah, termasuk dalam ibadah shalat-shalat sunnah . Wallahu’alam bishawab. [ ]
4
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
980
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman