Assalamu’alaykum. Pak Aam, saya mempunyai lima anak dengan usia rata-rata beda tiga tahunan. Alhamdulillah yang paling besar sudah kuliah dan yang paling kecil duduk dibangku SD. Dalam hadits bahwa kewajiban orangtua itu salah satunya harus berbuat adil kepada anak-anaknya. Saya sendiri dalam hal kasih sayang berusaha untuk adil menyayangi mereka secara sama dan tidak membeda-bedakan. Namun dalam materi kadang tidak sama dan saya kadang merasa bersalah. Bagaimana menurut ustadz baiknya? Mohon nasihatnya. ( Umi Fatih via fb)
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat yang dirahmati Allah. Pada hakikatnya perintah atau anjuran berbuat atau berperilaku adil ini adalah dari Allah dan juga Rasul dalam segala hal.
“Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. ( QS.Al-Hujurât :9)
Jadi berbuat adil itu kewajiban semua orang dalam segala aspeknya, seorang pemimpin kepada rakyatnya, atasan kepada bawahan, guru kepada murid termasuk orangtua kepada anaknya.
Lalu bagaimana cara berbuat adil orang tua kepada anak-anaknya ? Dalam hal ini kita dapat mengacu pada hadits tentang keutamaan berbuat adil kepada anak-anak sebagaimana yang diceritakan oleh ‘Aisyah ra yang berkata,
“Telah datang seorang wanita bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu, namun aku tidak mempunyai apa-apa selain kurma, lalu aku berikan kepadanya. Lalu wanita itu membagi kurma itu menjadi dua bagian yang diberikannya untuk kedua putrinya, sedangkan dia tidak memakan sedikit pun.
Lalu wanita itu berdiri untuk segera pergi. Saat itulah Rasulullah Saw. datang kepada kami, lalu aku ceritakan peristiwa tadi, maka beliau bersabda, “Siapa yang memberikan sesuatu kepada anak-anak dengan adil, maka anak-anaknya akan menjadi pelindung orangtuanya dari api neraka.” (H.R. Bukhari)
Kemudian dalam hadits lain seperti disampaikan Nu’man bin Basyir, ia bercerita, “Ayahku memberikan sebagian hartanya untukku. Ibuku tidak suka dengan keputusan ayahku dan mengadukannya kepada Rasulullah Saw. Kemudian, ayahku dipanggil oleh Rasulullah Saw. Lalu, beliau berkata kepadanya, ‘Apakah kamu lakukan hal ini kepada seluruh anak-anakmu?’ Ia berkata, ‘Tidak.’ Rasulullah Saw. berkata, ‘Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu.’ Kemudian, ayahku menarik lagi pemberiannya itu.” (H.R. Muslim)
Jadi yang dimaksud adil bukan berarti sama rata atau sama rasa. Misalnya membagi uang bekal sekolah dengan nilai yang sama kepada anak pertama yang sudah kuliah dan anak terakhir yang masih duduk di bangku SD. Atau semua diberikan atau dibuatkan nasi goreng untuk sarapan, padahal ada anak yang tidak suka.
Demikian juga misalnya dalam hal mata pelajaran, ada anak yang suka matematika atau berhitung,ada anak yang suka ilmu sosial, ada anak yang suka olah raga dan sebagainya. Anda harus adil sesuai dengan bakat dan minat meraka. Bukan Anda paksa bahwa semua anak harus jago matematika atau fisika. Sebab tidak semua anak mempunyai bakat dan minat serta kemampuan yang sama. Anda tidak perlu memaksa mereka sesuai keinginan Anda. Melainkan bimbing dan arahkan mereka sesuai kemampuannya.
Tentu bukan praktik keadilan seperti itu yang dimaksudkan di sini. Keadilan di sini maksudnya adalah memberikan sesuatu yang sesuai dengan porsinya. Kebutuhan anak yang sudah kuliah dengan yang masih SD tentu berbeda. Hal ini yang perlu Anda jelaskan juga kepada anak-anak Anda bahwa adil itu bukan berarti sama rata atau sama rasa, melainkan sesuai dengan porsinya.
Kemudian kalau dalam kasih sayang, tentu Anda tidak boleh membedakan antara anak yang satu dengan yang lainnya. Misalnya anak yang SD lebih Anda sayangi ketimbang yang sudah kuliah atau sebaliknya. Tentu tidak demikian. Kasih sayang mesti Anda berikan secara rata dan Anda harus mengasihi dan menyayangi mereka secara adil.
Jadi berlaku atau bersikap adil kepada anak-anak adalah salah satu sikap atau akhlak mulia orangtua. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
950
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman