Masuk
  • HOME
  • AKTUAL
  • TANYA USTADZ
    • AKHLAK
    • AQIDAH
    • IBADAH
  • KELUARGA
    • AN-NISA
    • KEUANGAN
    • PARENTING
  • KHAZANAH
  • VIDEO
Masuk
SELAMAT DATANG!Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda?
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Cari
  • Masuk / Bergabung
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa Password? Dapatkan Bantuan
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.
  • HOME
  • AKTUAL
  • TANYA USTADZ
    • SemuaAKHLAKAQIDAHIBADAH

      Hukum Konsultasi Pada Paranormal, Ini Yang Harus Dipahami Muslim

      Adakah Doa Khusus Agar Cepat Istri Hamil ? Ini Penjelasannya …

      Bolehkah Shalat Sunnah Dilaksanakan Saat Safar? Begini Penjelasannya

      Benarkah Ada Ruh Gentayangan? Begini Penjelasannya

  • KELUARGA
    • SemuaAN-NISAKEUANGANPARENTING
      Istri Kerja

      Hukum Istri Bekerja,Boleh atau Terlarang ? Perhatikan 5 Hal Penting Ini

      Adakah Doa Khusus Agar Cepat Istri Hamil ? Ini Penjelasannya …

      Ramadhan

      Pemerintah Terbitkan SE Panduan Siswa Belajar di Bulan Ramadhan 2025, Ini…

      Time Zone

      10 Cara Seru Buat ‘Healing’ Bareng Temen di Bulan Oktober

  • KHAZANAH
  • VIDEO
Percikan Iman Online
Beranda HEADLINE Jika Idul Fitri Berbeda, Begini Yang Harus Kita Lakukan

Jika Idul Fitri Berbeda, Begini Yang Harus Kita Lakukan

Penulis
Iman Djojonegoro
-
13 Juni 2018
0
1232
Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

    PERCIKANIMAN.ID – – Bagi umat Islam momen Idul Fitri setelah sebulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan adalah saat yang membahagiakan. Namun disisi lain Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal ini juga selalu menjadi pertanyaan, sama atau berbeda? . Sebab dalam beberapa kali Idul Fitri selalu saja ada perbedaan.

     

     

     

    “Dengan masuknya era globalisasi internasional, tidak ada alasan untuk berbeda dalam menentukan 1 Ramadhan atau 1 Syawal. Oleh karena itu, apabila kita mendengar bahwa di Timur Tengah hari ini Lebaran, kita pun harus Lebaran karena shaum pada Hari Raya hukumnya haram.” Demikian pernyataan seorang tokoh yang selalu berhari raya dengan mengikuti jadwal di Timur Tengah.

     

     

    Jika 1 Syawal di Makkah dan di Jakarta jatuh pada hari yang sama, umpamanya hari Sabtu, apakah awal hari Sabtu di Jakarta jatuh pada saat yang sama dengan awal hari Sabtu di Makkah? Apakah shalat Ied di Jakarta dapat berlangsung pada saat shalat Ied di Makkah? Apakah teknologi mampu mempertemukan waktu pagi di Jakarta dengan waktu pagi di Meksiko?

     

     

     

    “Kami jadikan malam dan siang se­­bagai dua tanda kebesaran Kami. Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang ben­de­rang agar kamu dapat mencari karu­nia dari Tuhanmu dan mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (Q.S. Al-Isrā’ [17]: 12)

     

     

    Allah telah menetapkan perjalanan matahari dan bulan dengan teratur. Pada saat kita sedang sibuk bekerja tengah hari di salah satu kota di Indonesia, saudara kita di Meksiko boleh jadi sedang tidur nyenyak di tengah malam. Sewaktu kita sudah memasuki kegiatan hari Jumat di Indonesia, saudara kita di sana masih malaksanakan tugas hari Kamis. Ketika kita melakukan shalat Subuh di sini, boleh jadi mereka sedang shalat Maghrib di sana.

     

     

    Dengan pengaturan perjalanan matahari yang tetap ini, ibadah shalat tidak pernah berhenti. Bacaan Al-Qur’an tidak pernah putus karena sewaktu kita baru menyelesaikan shalat di satu tempat, saudara kita di tempat lain baru memulai. Demikianlah selamanya. Ketika kita di salah satu belahan bumi ini sudah memasuki Hari Raya, saudara kita di belahan bumi lainnya masih Ramadhan, atau sebaliknya.

     

     

    Kecanggihan teknologi dan arus globalisasi internasional, kendati pun mampu mempertemukan penduduk sebelah Barat dengan penduduk sebelah Timur baik secara suar maupun secara penampilan, ilmu tersebut tidak mampu mempertemukan waktu Barat dan Timur. Kita ambil contoh perbedaan waktu dan hari pada tabel berikut ini:

     

     

    Waktu Nuku’alofa (Tonga) 10 jam lebih dulu dari Jeddah, sementara Honolulu (Amerika Serikat) 13 jam lebih lambat dari Jeddah. Jika Jeddah menjadi pusat informasi tentang mulai shaum dan Hari Raya, sewaktu pusat tersebut menyampaikan informasi (tentang hilal) pada hari Selasa pukul 19.00 dan menetapkan permulaan shaum pada hari Kamis, informasi tersebut dapat diterima oleh masyarakat Nuku’alofa pada hari Rabu pukul 05.00. tentu mereka baru dapat memulai shaum pada hari Kamis, sedangkan masyarakat Honolulu dapat menerima informasi pada hari Sabtu pukul 04.00. Mereka dapat memulai shaum pada hari yang sama, yaitu pada hari Ahad.

     

    Walaupun pelaksanaannya berlangsung pada hari yang sama, kenyataannya berbeda. Mereka makan sahur pada saat masyarakat di Jeddah mungkin sedang berbuka karena perbedaan waktu sangat berjauhan, yaitu 13 jam. Demikian pula halnya dengan shalat Idul Fitri atau Idul Adha. Jika di Makkah sedang berlangsung shalat Idul Fitri pada hari Jumat pukul 06.30, masyarakat di Honolulu masih melaksanakan ibadah shaum hari Kamis. Sementara, masyarakat Nuku’alofa sudah memasuki Jumat sore pukul 16.30.

     

     

    Jika kaum Muslim di seluruh dunia dipaksa untuk berhari raya pada hari yang sama, Muslim Nuku’alofa akan melakukan shalat Ied 10 jam sebelum Jeddah dan Muslim Honolulu akan melakukan shalat Ied 13 jam sesudah shalat Ied di Jeddah. Kalau begitu, kota manakah yang patut menjadi pusat informasi? Apakah mungkin menjadikan Nuku’alofa sebagai pusat informasi tentang awal Ramadhan dan 1 Syawal? Jika ada yang menjawab, “Mungkin,” bagaimana dengan penetapan 9 dan 10 Zulhijjah yang berkaitan dengan penentuan hari wukuf dan hari raya Idul Adha?

     

    Memerhatikan perbedaan waktu yang sangat berjauhan dalam tabel tadi, maka dapat dipastikan bahwa pelaksanaan shalat Idul Fitri atau permulaan shaum tidak dapat dipaksakan untuk berlangsung pada hari yang sama. Dengan demikian, upaya untuk penyamaan waktu shaum di seluruh dunia merupakan sesuatu yang sangat jauh dari yang diharapkan.

     

     

    Jika permulaan shaum terjadi pada hari yang berbeda antara satu negara dan negara lainnya, maka berakhirnya pun akan berbeda pula. Jika berakhir dipaksakan pada hari yang sama, maka jumlah hari akan mengalami perbedaan.

     

     

    BACA JUGA: Adab Bertamu Saat Idul Fitri

     

    Sekiranya perbedaan terjadi antara 29 hari dengan 30 hari, maka perbedaan tersebut dapat diterima. Namun, bila perbedaan tersebut terjadi pada 28 dan 29 hari tentu hal ini tidak boleh terjadi. Karena, jumlah hari dalam satu bulan hijriah tidak kurang dari 29 hari.

     

     

    Dengan demikian, maka setiap negara Muslim membentuk lembaga peneropong hilal untuk bekerja di negara masing-masing. Tentu jika menghasilkan yang sama, maka praktiknya akan berbeda. Sebab, jika hilal terlihat di Honolulu pada hari Kamis pukul 17.45, maka di Nuku’alofa hari sudah berganti, yaitu hari Jumat pukul 18.45.

     

     

    Sekiranya di tiga kota yang tercantum tadi terlihat hilal masing-masing pada hari yang sama, maka permulaan shaum terjadi pada hari yang tidak berbarengan. Karena, jika di Honolulu baru hari pertama maka di Nuku’alofa sudah hari kedua. Kita harus tetap menghargai dan tidak boleh saling menyalahkan. Menjaga persaudaraan dan ukhuwah itu lebih penting. Wallahu a’lam bishshawab. [ ]

     

    Dari berbagai sumber

    5

    Red: admin

    Editor: iman

    Ilustrasi foto: pixabay

    970

    Follow juga akun sosial media percikan iman di:

    Instagram : @percikanimanonline

    Fanspages : Percikan Iman Online

    Youtube : Percikan Iman Online

     

    Facebook
    Twitter
    Pinterest
    WhatsApp
      Artikel SebelumnyaWaktu Afdol Zakat Fitrah, Berapa Hari Sebelum Idul Fitri ?
      Artkel SelanjutnyaHukum Sholat Jumat Di Hari Raya Idul Fitri, Wajib atau Sunnah ?
      Iman Djojonegoro

      ARTIKEL TERKAITDARI PENULIS

      Unisa Bandung

      Wujudkan Visi Universitas Islami di Tingkat Internasional, Unisa Bandung Kerja Sama dengan 5 Kampus Filipina

      Lebih 50 Persen Jamaah dan Petugas Haji Sudah Kembali ke Tanah Air

      Saat Iran Kirim Rudal ke Tel Aviv, 870 Warga Gaza Dibunuh Tentara Israel

      PILIHAN EDITOR

      Mengintegrasikan Nilai Islami dalam Pendidikan Berkualitas: Kisah Sukses Akreditasi Unggul Prodi...

      22 April 2025

      Mahasiswa Unisa Bandung Juara Ring Fighter Reborn 2025

      27 Februari 2025
      Peduli AID

      Dosen Unisa Bandung Perkuat Upaya Pencegahan HIV di Kalangan Remaja Melalui...

      19 Februari 2025

      ARTIKEL TERPOPULER

      Muhammadiyah Idul Fitri 21 April, Kemenag Baru Gelar Sidang Isbat Lebaran...

      14 April 2023
      haji dan jamaah

      73 Persen dari Total Jamaah Haji 2023 Merupakan Lansia

      2 Juni 2023

      Seperti Muhammadiyah, Arab Saudi Tetapkan Idul Adha pada 28 Juni 2023

      18 Juni 2023

      KATEGORI TERPOPULER

      • HEADLINE3772
      • AKTUAL2805
      • ENSIKLOPEDI ISLAM2218
      • KHAZANAH1197
      • TANYA USTADZ1040
      • HAJI dan UMROH804
      • KELUARGA772
      • IBADAH606
      • AKHLAK543
      TENTANG KAMI
      Percikan Iman Online adalah sebuah portal media online Islami yang bernaung di bawah PT Berkah Khazanah Intelektual.
      Hubungi kami: [email protected]
      IKUTI KAMI
      • DISCLAIMER
      • IKLAN
      • KONTAK KAMI
      • PRIVASI
      • PEDOMAN MEDIA SIBER
      © Percikan Iman Online - Powered By BSD