PERCIKANIMAN.ID – – Sebagian orang masih beranggapan bahwa kemuliaan seorang manusia dinilai dan dilihat dari jabatan dan kedudukannya. Semakin tinggi jabatan dianggap semakin tinggi pula kemuliaannya. Padahal sejatinya kemuliaan seseorang itu dinilai dari ketakwaannya kepada Allah Swt.
Demikian penggalan nasihat yang disampaikan Ketua Umum MUI Kota Bandung Prof.Dr.KH.Miftah Faridl dihadapan pengurus MUI Kota Bandung,alim ulama,para dai dan pejabat Kota Bandung dalam acara “Silaturahim dan Doa Bersama” , di aula MUI Kota Bandung Jl.Terminal Sadang Serang, Selasa ( 20/3/2018).
Lebih lanjut Kiai Miftah, demikian ulama kharimastik ini biasa disapa, melanjutkan bahwa kemuliaan itu identik dengan ketakwaan seperti yang telah dijelaskan Allah Swt dalam Al Quran,
“Hai, manusia! Sesungguhnya, Kami telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, yang paling mulia di sisi Allah ialah orang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. ( QS.Al Hujurat: 13)
Selanjutnya Kiai Miftah juga menyampaikan tentang karakteristik seorang pemimpin itu. Menurutnya seorang pemimpin itu harus memiliki kualitas yang unggul sepert kualita fisik (sehat), kualitas mental dan kualitas spiritualnya.
“Seorang pemimpin itu harus mempunyai semangat berbagi, berjiwa pemaaf, sifat amanah, memenuhi janji jika pernah berjanji, sabar menghadapi ujian dan tuntutan rakyatnya serta berjiwa besar dalam menerima segala kritik bahkan cacian sekalipun,” pesannya.
Kiai Miftah menambahkan, seorang pemimpin juga harus berjiwa sportif dalam menerima kenyataan hidup sekiranya ada salah atau khilaf yang pernah diperbuatnya, ia harus berani mengakuinya dengan jiwa ksatria. Sebab, sambungnya, seseorang tidak akan hina hanya dengan mengakui kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukannya.
BACA JUGA: Pilih Pemimpin Itu Yang Amanah, Bukan Sekedar Merakyat
“Tidak kalah pentingnya bagi seorang pemimpin adalàh menggunakan jabatannya untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Sebab jabatan kepemimpinan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan baik dihadapan rakyatnya maupun kelak dihadapan Allah Swt. Pemimpin itu adalah orang yang mencitai rakyatnya dan dicintai oleh rakyatnya,”lanjutnya.
Acara yang juga dihadiri Dandim 0618/ BS Kota Bandung dan Kapolrestabes Bandung serta jajaran pejabat Pemkot Bandung tersebut rangka meretas kebersamaan dalam perbedaan termasuk perbedaan dalam pilihan calon pemimpin atau kepala daerah. Sebagaimana diketahui dalam waktu didekat akan digelar Pemilihan Walikota Bandung (Pilwalkot) dan Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 ( Pigub Jabar).
Kiriman: Abu Dhiya Urrahman
5
Editor: Iman
Foto-foto: Abu Diya Urrahman
950