Tips Membina Keluarga Harmonis, Lakukan 3 Hal Ini

0
723

Assalamu’alaykum. Pak Aam, insya Allah beberapa bulan lagi saya dan calon akan menikah. Seperti pasangan yang lain, kami pun ingin menjadi keluarga yang sakinah dan harmonis. Kira-kira apa saja yang harus kami lakukan agar keluarga nanti senantiasa harmonis dan dalam ketaatan kepada Allah?. Apa saja yang mesti saya lakukan selaku suami?.  Mohon doa dan nasihatnya. Terima kasih ( Yossy via email)

 

 

Wa’alaykumsalam Wr.Wb. Iya Kang Yossy, bapak ibu, mojang bujang dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Apa yang Anda lakukan sudah baik yakni mempunyai rencana membangun keluarga yang sakinah dan harmonis. Setidaknya rencana atau cita – cita yang mulia adalah sebuah niat baik yang insya Allah akan tercatat sebagai amal shalih.

 

Tentunya emiliki keluarga saleh dan harmonis merupakan cita-cita setiap orang. Karena itu, kita dianjurkan untuk membaca doa ini pada setiap kesempatan sebagai ekspresi dari harapan kita kepada Allah Swt. Namun, kita sadari bahwa memiliki keluarga yang harmonis, penuh berkah, dan kedamaian tidak semudah membalikkan tangan, sebab Allah Swt. telah menjadikan keluarga sebagai batu ujian kehidupan.

 

 

“Ya Tuhan, anugerahkan kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa.” (Q.S. Al-Furqaan: 74)

 

Namun demikian walau kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk memiliki keluarga harmonis, belum tentu kita mendapatkannya. Bisa jadi, di antara kita ada yang diuji oleh istri dan anak yang tidak saleh seperti halnya Nabi Nuh dan Luth a.s., atau diuji oleh suami yang tidak saleh seperti halnya Asiah yang bersuamikan Fir‘aun. Syukur-syukur kita bisa memiliki jodoh ideal; suami dan istri sama-sama saleh seperti pasangan Imran.

Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luţh. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya. Tetapi, kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari siksaan Allah dan dikatakan kepada kedua istri itu, ‘Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.’ Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang beriman, istri Fir‘aun, ketika ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum zalim,’ Maryam, putri Imran yang memelihara kehormatannya, Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami; ia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan ia termasuk orang-orang yang taat.” (Q.S. At-Tahrim [66]: 10-12)

 

Bertolak dari tiga ayat tersebut, bisa kita elaborasi bahwa paling tidak ada tiga tipe keluarga. Tipe keluarga Nabi Nuh a.s., keluarga Fir’aun, dan keluarga Imran.

 

Keluarga Nabi Nuh a.s. adalah tipe keluarga yang timpang. Nabi Nuh a.s. adalah tipe suami yang taat kepada Allah, rajin ibadah, dan senantiasa menjauhi maksiat. Sementara, istrinya ahli maksiat, suka melecehkan ajaran agama, dan durhaka kepada suami.

 

Keluarga Fir’aun, juga merupakan keluarga yang timpang. Fir’aun adalah suami ahli maksiat, takabur, dan zalim. Sementara, istrinya, yaitu Asiah, merupakan istri yang taat pada ajaran Allah Swt., ahli ibadah, dan anti-maksiat. Dalam masyarakat, tipe seperti ini akan kita temukan. Suaminya sangat akrab dengan kemaksiatan semacam judi, mabuk, zina, dll. Sementara, istrinya sangat akrab dengan majelis taklim, tahajud, shaum sunah, dll.

 

Keluarga Imran adalah contoh ideal. Betapa tidak, Imran adalah suami yang sangat saleh, memiliki istri salehah dan dikaruniai anak perempuan yang juga salehah, yaitu Maryam, bahkan diberi cucu yang bergelar nabi, yaitu Nabi Isa a.s. Ini contoh keluarga yang sangat kompak dalam kesalehan; suami, istri, anak, dan cucu, semuanya menjadi hamba Allah yang dicintai.

 

Karena itu, Allah Swt. memberikan penghargaan pada keluarga ini dengan diabadikan dalam salah satu surah Al-Qur’an, yakni Ali Imran, yang artinya “Keluarga Imran”. Keluarga harmonis yang dijelaskan dalam Al-Qur’an bukan hanya keluarga Imran, tetapi juga keluarga para nabi yang lain, di antaranya Nabi Ibrahim a.s., Zakaria, a.s., dan Muhammad Saw.

 

Keluarga harmonis tidak diturunkan dari langit, tapi harus diusahakan dengan kesungguhan. Ada sejumlah usaha yang harus dilakukan oleh suami-istri yang menginginkan keluarganya harmonis, yaitu:

 

  1. Agama harus dijadikan pegangan

Memandang kehidupan rumah tangga sering diumpamakan seperti orang yang memandang gunung dari tempat yang jauh. Kalau kita memandang gunung dari jauh, akan terlihat betapa indahnya gunung tersebut. Akan tetapi, kalau kita mencoba mendaki dan menelusurinya, ternyata gunung tersebut tidak seindah yang kita bayangkan.

 

Memang, saat mendaki gunung, kita akan merasakan keindahan, tapi kita juga akan menemukan tebing-tebing yang terjal, jalan yang licin, bahkan binatang yang membahayakan. Demikian juga halnya dalam kehidupan berumah tangga, selain merasakan keindahan, kita pun akan menghadapi berbagai persoalan pelik.

 

Menghadapi situasi seperti ini, baik suami maupun istri, memerlukan tali atau pegangan yang kokoh untuk membangun team work yang baik dalam menghadapi berbagai persoalan yang timbul dalam rumah tangga. Karena itu, rumus pertama agar rumah tangga harmonis adalah menjadikan agama sebagai pegangan yang kuat untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup.

 

BACA JUGA: 6 Ciri Keluarga Sakinah

 

  1. Cinta harus menjadi energi rumah tangga

Cinta adalah kata yang paling abstrak untuk dideskripsikan, tapi paling berpengaruh dalam kehidupan. Hidup tanpa cinta akan serasa gersang, hampa, dan tidak ada dinamika. Cinta bisa mengubah sesuatu yang rumit menjadi sederhana. Cinta bisa membuat sesuatu yang berat menjadi ringan dan yang jauh menjadi dekat. Oleh karena itu, jadikanlah cinta sebagai energi dalam rumah tangga, sehingga kehidupan berumah tangga akan terasa indah, penuh makna.

 

“Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Allah menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, serta Allah jadikan rasa kasih dan sayang di antaramu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Ruum [30]: 21)

 

  1. Laksanakan kewajiban masing-masing semaksimal mungkin

Rumah tangga akan harmonis apabila suami berusaha sekuat tenaga melaksanakan kewajiban-kewajibannya, dan istri pun berikhtiar semaksimal mungkin memenuhi tanggung jawabnya. Rumah tangga akan menjadi sumber petaka apabila suami dan istri hanya pandai menuntut hak, tetapi lupa dengan kewajiban masing-masing. Rumah tangga semacam ini akan menjadi neraka dunia, alias menjadi sumber penderitaan, bukan ketenangan.

 

Kewajiban suami terhadap istrinya adalah memberikan nafkah lahir sesuai kemampuan; memberikan nafkah batin dengan sebaik-baiknya; memperlakukan istri dengan baik, santun, dan penuh kelembutan; dan mengarahkan istri pada jalan yang benar.

 

Sementara, kewajiban istri adalah taat kepada perintah suami selama perintahnya itu tidak mengandung maksiat; berusaha menjaga penampilan, baik penampilan fisik maupun penampilan batin (inner beauty); suami jangan sampai terluka dengan kata-kata kita. Jangan sampai kita melupakan kebaikan-kebaikannya hanya karena suami sedikit berbuat cacat; menjaga amanah anak dan harta; menjaga kehormatan diri.

 

Bangunlah rumah tangga dengan landasan agama, cinta, dan laksanakan kewajiban masing-masing dengan sungguh-sungguh, serta bingkai itu semua dengan doa ini. Semoga dengan usaha dan doa kita bisa meraih predikat Baitii Jannatii (rumah tanggaku adalah surgaku). Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

 

Nah, terkait dengan pembahasan dan tips membentuk serta membangun keluarga yang sakinah dan harmonis, Anda dan mojang bujang sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul, “INSYA ALLAH SAKINAH“. Dalam buku ini ada beberapa tips serta contoh kasus rumah tangga berikut solusinya dikemas dengan pembahasan sesuai tutunan Islam. Wallahu’alam bishawab. [ ]

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

925

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/