Ragu Jelang Pernikahan, Ini Yang Harus Dilakukan?

0
625

Assalamu’alaykum Pak Aam, saya pria usia 33 tahun, alhamdulillah sudah mempunyai calon istri, dan dalam waktu dekat ini kami memutuskan akan menikah. Namun terkadang terbersit keraguan, padahal saya selalu berdoa dan istikharah. Jika mengingat usia saya yang sudah kepala 3, saya memutuskan untuk melanjutkan hubungan dengan niat bismillah. Mohon pencerahannya. (I via email)

 

 

Wa’alaykumsalam Wr Wb. Suadara, bapak ibu, mojang bujang serta sahabat – sahabat sekalian. Begini, untuk melangkah ke hal yang lebih besar tentu setiap orang mengalami ujian. Salah satu ujian adalah adanya keraguan, was-was atau khawatir dan sebagainya. Demikian juga dengan pernikahan, sebuah langkah menuju ibadah yang bisa jadi sepanjang sisa hidup kita, karena sisa hidup kita akan kita habiskan bersama suami atau istri, tentu tak luput dari godaan atau ujian.

 

Memang banyak orang yang hampir mendekati hari pernikahan itu mengalami keraguan. Selama anda sudah istikharah, dan yakin bahwa ini adalah waktu yang terbaik, bismillah saja. Karena orang yang mau menikah mengalami keraguan itu khawatir was-was adalah gangguan setan. Setan itu kan sering masuk dalam pikiran kita melalui keragu-raguan.

 

Banyak orang yang sudah wudhu, malah ragu, merasakan buang angin padahal tidak. Di zaman Rasul ada yang mengalami hal seperti ini, lalu kata Rasulullah, “lanjutkan solatmu, yakini bahwa itu bisikan setan, kecuali kamu mendengar bunyi.”

 

Maka kita berlindung dengan membaca surat An-Nas, kita berlindung dari bisikan-bisikan buruk, “dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi, yang membisikan kejahatan ke hati manusia dari golongan jin dan manusia.”

 

Nah jadi ketika Anda mau menikah, namun semakin dekat harinya jadi ragu, beristighfarlah dan berlindung pada Allah. Toh Anda sudah memutuskan menikah dan menjalani cara yang benar, sudah istikharah, sudah melakukan evaluasi, dan Anda sudah melamar wanita pilihan Anda, itu berarti Anda sudah mantap.

 

Memang terkadang setan itu suka memberikan bisikan meragukan justru saat kita akan melakukan kebaikan. Setan membisikkan keraguan kalau menikah akan begini begitu. Perasaan ragu dan khawatir. Namun setan lebih membisikkan bahwa pacara lebih enak dan nyaman ketimbang menikah. Nah, itulah salah satu perangkap setan dalam menjerumuskan manusia.

 

Dalam Islam, menikah itu adalah ibadah kebaikan, karena menikah bukan sekedar menghalalkan hubungan biologis, akan tetapi menikah adalah aktualisasi ibadah dalam hidup kita. Makanya pernikahan itu adalah ibadah terlama dalam hidup. Jadi ketika Anda mengatakan, “saya terima nikah..” dan seterusnya, maka itu diumpamakan seperti takbir, salamnya kapan? Ketika kita dipisahkan dengan kematian.

 

Pernikahan adalah proses belajar seumur hidup, jadi bila ada yang berpisah dengan suami atau istri dikarenakan kematian atau cerai mati, maka anda lulus. Nah jika anda menikah lagi, berarti anda kuliah lagi di jurusan baru. Lalu pernikahan adalah kebersamaan terlama, seseorang bisa hidup lebih lama dengan pasangannya dibanding dengan orang tuanya. Ada seseorang yang menikah di usia 22 tahun, dia dan suaminya sudah menikah selama 50 tahun. Itu berarti dua kali lipat dibanding hidup bersama orang tuanya.

 

Jadi wajar jika orang ingin menikah, harus istikharah terlebih dahulu, memohon yang terbaik pada Allah, karena kita akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasangan hidup. Jadi ternyata, pernikahan itu sangat agung, hebat, sangat besar. Karena pernikahan itu adalah sekolah terlama, ibadah terlama, kebersamaan terlama, dan pernikahan itu adalah jembatan untuk menyatukan dua keluarga besar. Itu sebabnya dalam pernikahan seringkali dibacakan surat An-Nisa ayat 1,

 

Hai, manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa) dari dirinya. Dari keduanya, Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya lah kamu saling meminta dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”

 

BACA JUGA: Niat Menikah Untuk Menyalurkan Hasrat Biologis, Apakah Sah?

 

Ayat ini mengingatkan seseorang menikah itu mengikuti sunnatullah, bahwa laki-laki itu membutuhkan wanita, wanita itu membutuhkan laki-laki, dan mereka itu menjadi diri yang satu. Dalam bahasa psikologi, orang yang menikah itu akan mengalami transformasi identitas.

 

Jadi wajar apabila yang menikah itu haruslah istikharah, mempelajari dari berbagai sisi, harus meminta pendapat. Ketika anda sudah memutuskan untuk melamar, berarti anda sudah yakin dengan pilihan itu. Jika mendekati waktu akad timbul rasa ragu, seperti yang saya bilang, ketika shalat saja kita mengalami bisikan setan. Itulah bisikan-bisikan dari setan, maka kita harus berlindung pada Allah.

 

Yakinlah bahwa Anda akan kuat dan sanggup menghadapi segala ujian dan cobaan bersama pasangan. Anda tidak sendiri lagi namun ada istri, keluarganya, keluarga Anda, teman-teman Anda, teman-teman istri Anda yang akan mensupport pernikahan Anda.

 

Kalau Anda ragu, misalnya calon istri Anda banyak kekurangannya maka yakinkan dalam diri Anda bahwa setelah menikah ia akan menjadi wanita yang sempurna. Dibawah bimbingan Anda, ia yang akan mampu membahagiakan Anda lahir batin dunia akhirat. Apalagi usia Anda sudah 33 tahun, secara psikolois sudah sangat matang. Banyak pria atau mungkin malah teman Anda sendiri, usia 33 sudah bahagia dengan istri dan anak-anak. Hal ini bisa memotivasi Anda.

 

Jadi hemat saya, selama keraguan Anda tidak ada alasan yang syari dan tidak begitu fundamental atau sangat tidak prinsip dan hanya keraguan bisa maka banyak-banyak berdoa. Semoga Allah senantiasa meneguhkan niat Anda untuk menggenapkan setangah agama. Demikian penjelasannya smeoga bermanfaat.

 

Nah, terkait dengan pembahasan persiapan pernikahan dan permasalahannya berikut solusinya, Anda dan mojang bujang sekalian bisa baca buku saya yang berjudul “MENGAPA MENUNDA MENIKAH?“. Insya Allah ada pembahasan yang lebih detail berikut solusinya dengan dalil yang shahih. Wallahu a’lam bishawab. [ ]

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

960

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/