Istri Selingkuh, Apakah Bisa Langsung Dicerai?

0
1314

Assalamu’alaykum. Pak Aam, saya sudah membina rumah tangga selama 15 tahunan dan telah dikaruniai 3 orang anak. Kami sama-sama bekerja, karena sebelum menikah istri sudah bekerja. Awalnya rumah tangga kami bahagia dan harmonis, namun akhirnya ujian dan cobaan serta godaan itu datang juga. Setahun lalu istri mendapat promosi dengan jabatan baru sebagai kepala wilayah dari perusahaannya. Otomatis beban kerjanya juga bertambah termasuk dalam beberapa hari dalam sebulan ia harus ke daerah untuk mengunjungi kantor cabang. Disalah satu kota ia bertemu kembali dengan mantannya sewaktu sekolah dan akhirnya kembali menjalin hubungan (selingkuh). Saya sudah memperringatkan dan menasihatinya namun ia selalu mengelak dan menolak selingkuh padahal saya mempunyai bukti-bukti yang kuat. Saat ini rumah tangga kami sudah tidak harmonis lagi apalagi ketika ia keluar kota maka rasa curiga,benci,marah dan buruk sangka selalu muncul meski ia ditemani dengan asistennya. Apa yang harus saya lakukan? Apakah istri yang terbukti selingkuh wajib dan bisa langsung dicerai? Saya juga masih memikirkan anak-anak. Mohon nasihatnya dan terima kasih. ( K via email)

  

Wa’alaykumsalam Wr Wb. Bapak ibu, mojang bujang dan sahabat sekalian. Tentu secara pribadi saya ikut prihatin atas masalah yang tengah bapak hadapi, semoga Allah memberi kekuatan, kesabaran dan jalan keluar yang terbaik.

Begini, biasanya perselingkuhan seorang istri umumnya terjadi karena dia tidak mendapatkan kepuasan lahir dan batin dari suaminya, tidak merasakan kenyamanan, ketenteraman, dan keamanan atas keberadaan suaminya. Kompensasinya, dia curhat kepada laki-laki lain; teman di kantor, mantan pacar, atau kepada orang yang bisa diajak untuk mendengarkan curahan hatinya.

Ada juga seorang istri yang kesepian karena ditinggal lama dan jauh karena tugas atau pekerjaan sang suami di luar daerah atau di luar negeri. Mereka dengan sengaja mencari laki-laki lain untuk mengisi kekosongan, bahkan sampai pada taraf perzinaan.

Semua fenomena tersebut terjadi pada seorang istri yang tidak mempunyai fondasi agama yang kuat. Istri yang tidak mau bersyukur atas kebaikan-kebaikan suaminya dan tidak bersabar atas kekurangan-kekurangan yang ada pada suaminya. Istri yang demikian itu bukan istri yang baik karena selain telah berkhianat dan menzalimi suami, dia sendiri sudah terperosok pada kehidupan yang hina dan nista.

Lalu bagaimana sikap suami terhadap istri yang selingkuh? Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.

Pertama, perlu diketahui lebih dahulu tingkat perselingkuhannya seperti apa, ringan, sedang atau berat hingga terjadi zina. Apabila “sebatas” curhat yang melibatkan rasa saling suka, saling menyatakan sebagai sesuatu yang spesial bukan sebagai teman biasa, bisa dengan memberikan nasihat.

Bila tidak ada perubahan, lakukan langkah kedua, yaitu pisahkan ranjangnya atau Anda tidak lagi tidur satu tempat tidur dengan istri atau boleh juga pisah kamar tidur namun masih dalam satu rumah.

Jika tetap tidak berpengaruh juga maka, ketiga, beri pelajaran dengan tegas, misalnya dengan ucapan dan peringatan yang keras, atau dengan memukul bagian yang tidak membahayakan dan menyakitinya, atau boleh juga dengan melibatkan orang ketiga yang netral yang mampu memberikan nasihat atau mendamaikan.

Masih melanggar juga? Keempat, Anda boleh berlaku syiqaq, yaitu suami menjatuhkan talak terhadap istrinya. Apabila istrinya selingkuh sampai pada taraf zina, atau sudah termasuk pada pelanggaran berat, maka suami boleh mentalaknya dan istri yang telah berzina dengan laki-laki lain tidak mendapatkan warisan apa pun dari sang suami.

Namun demikian para suami khususnya Anda, juga dituntut untuk introspeksi diri, mencari penyebab istrinya berselingkuh. Jadi jangan hanya menyalahkan istri yang berselingkuh sementara Anda misalnya membuka peluang atau kesempatan kepada istri untuk berselingkuh. Memang selingkuh istri Anda itu salah dan jelas tidak bisa dibenarkan apa pun alasannya. Namun alangkah bijaksananya jika Anda juga mengoreksi diri. Sebagai laki-laki tentu kita dituntut untuk berjiwa ksatria.

Para suami sebagai pemimpin rumah tangga diperintahkan agar melaksanakan kewajibannya dengan sepenuh hati. Selain menyayangi anak dan istrinya, dia juga harus meningkatkan kualitas spiritual dan material keluarga. Diharapkan dengan cara ini, istri bisa menjadi pendamping yang setia, menyenangkan, taat dan patuh pada perintah suami dan juga pandai bersyukur atas apa yang diterima dari suaminya. Tak heran jika

Rasulullah Saw. memerintahkan seorang lelaki menjadikan kriteria utama, yaitu agama, ketika memilih calon istrinya. Perempuan yang taat beragama akan bisa menjaga kehormatan diri dan keluarganya, taat pada aturan-aturan Allah, dan takut apabila melanggar perintah-Nya yang terimplementasikan dengan sikap kesehariannya dalam rumah tangga, yakni menjadi istri salehah.

Perselingkuhan adalah perbuatan yang melahirkan suasana tidak harmonis, dapat menghancurkan kerukunan rumah tangga, dan akan banyak pihak yang menjadi korban. Korban yang akan paling menderita adalah anak karena mereka akan ikut merasakan ketidakbahagiaan dalam keluarga, tidak merasakan ketenteraman dan ketenangan dalam rumahnya (broken home). Akibatnya, tidak sedikit anak yang terjerumus pada hal yang buruk sebagai ekspresi dari kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga.

Oleh karena itu, untuk menyelamatkan bahtera kehidupan rumah tangga, hendaknya suami atau istri yang selingkuh segera bertobat untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu kembali pada keluarga dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan posisinya sebagai suami atau istri yang baik yang berlandaskan agama. Juga, menerangi rumah tangga dengan Al-Quran dan melaksanakan shalat.

Akan sangat indah apabila shalat berjamaah bersama keluarga, suami sebagai imam bagi istri dan anak-anaknya sehingga tercipta keluarga yang penuh berkah, dihias kasih sayang yang tulus, dan suasana yang penuh kedamaian, ketenteraman, dan menyejukkan. Jadilah kebahagiaan keluarga ini tak hanya di dunia, tetapi juga dapat berkumpul bersama-sama di surga yang penuh kenikmatan sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surat At-Tahrim (66) ayat 6,

Hai, orang-orang beriman! Jauhkan diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat kasar dan tegas, yang tidak durhaka kepada Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.”

Kini, pilihan ada di tangan Anda, menjadi pasangan yang saleh dengan balasan surga, ataukah menjadi pasangan yang salah dengan saling mendzalimi yang balasan kekal di neraka?.

Terkait dengan pertanyaan apakah istri yang selingkuh wajib dan bisa langsung dicerai? Menurut hemat saya, dilihat dulu kadar selingkuhnya apa ringan (sekedar curhat dengan lelaki lain), sedang (jalan atau pergi berdua dengan lelaki lain) atau berat (sampai melakukan zina bahkan berkali-kali). Kalau masih tahap selingkuh ringan dan kemungkinan masih diperbaiki kemudian bertaubat dan berjanji tidak mengulangi, ya tentu tidak perlu sampai cerai.

Namun kalau sudah tahap selingkuh berat sampai berzina dengan lelaki lain bahkan bukan hanya sekali maka Anda boleh mentalaqnya atau mengajukan gugatan cerai. Anda juga perlu memikirkan dampak ke depan sekiranya Anda bertahan menjadi suaminya. Sebab kalau selingkuh sudah sampai tahap berzina pastinya akan berdampak pada kondisi psikologis dan hukum yang harus Anda hadapi. Beban psikologis jelas Anda akan rasakan, mungkin dalam jangka waktu lama Anda kurang nyaman hidup bersamanya khususnya saat berhubungan intim. Ada perasan tidak segairah dulu.

Kemudian masalah hukum akan timbul jika istri Anda hamil. Pastinya Anda akan bertanya apakah itu benih Anda atau karena zina dengan selingkuhannya? Tentu untuk membuktikannya harus uji lab atau tes DNA kelak jika anak tersebut lahir dan pastinya butuh waktu panjang untuk bisa melupakannya, sekiranya itu bukan anak Anda sementara Anda masih bersama istri Anda.

 

BACA JUGA: Suami Selingkuh,Bertahan atau Bercerai?

 

Meski secara agama istri yang telah berselingkuh bahkan berzina sudah pantas untuk dicerai dengan alasan berkhianat, tidak bisa menjaga diri, tidak lagi harmonis namun keputusan tetap ditangan Anda. Apakah Anda mau menerima atau tidak. Intinya dalam rumah tangga jangan sampai saling mendzalimi. Apalagi menurut pengakuan Anda, istri di rumah tidak harmonis, istri pergi curiga, ini kan sebenarnya sudah tidak sehat.

Sekali lagi cobalah bangun komunikasi yang bagus dengan istri, bersikap terbuka dan mengakui kekurangan masing-masing. Jangan saling menyalahkan, sebab tidak ada manusia yang mau disalahkan. Tempuhlah cara atau jalan yang saya sebutkan diatas dan tidak ada salahnya melibatkan orang lain, keluarga misalnya untuk menasihatinya. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

Nah, terkait permasalahan rumah tangga berikut solusinya Anda dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “MEMBINGKAI SURGA DALAM RUMAH TANGGA”. Ada pembahasan lebih detail berikut contoh kasusnya dan solusinya yang sesuai dengan bingkai syariah. Wallahu’alam. [ ]

5

 

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

959

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/