Cara Mengatasi Perbedaan Pendapat Suami Istri

0
795

 

Assalamu’alaykum. Pak Aam, pernikahan kami sudah berjalan tiga tahunan dan mempunyai seorang putri. Dalam beberapa hal saya dan suami sering berbeda pendapat hingga rencana atau ide tidak jadi dilaksanakan. Kadang saya yang tidak setuju, kadang suami yang tidak setuju. Bagaimana menyamakan persepsi agar sama antara istri dan suami? Apakah kalau istri tidak setuju pendapat atau rencana suami bisa dianggap istri tidak taat suami? Mohon nasihatnya. ( Chaca via email)

 

 

Wa’alaykumsalam Wr Wb. Iya teh Chaca, mojang bujang dan sahabat-sahabat sekalian. Begini, dalam hidup berumahtangga itu kita menjalaninya dengan orang yang berbeda. Maksudnya begini, pria atau suami itu tentu berbeda dengan istri, demikian juga sebaliknya. Meski pun tidak dipungkiri kita menikah juga karena ada beberapa persamaan baik sifat atau pun kegemaran sehingga kita anggap cocok jadi pasangan hidup. Dijamin tidak mungkin kita mempunyai persamaan 100% dengan pasangan hidup kita. Yang namanya anak kembar saja pasti ada perbedaannya. Apalagi kita atau suami istri yang pastinya mempunyai latar belakang budaya, karakter, tingkat intelegensia, pola pengasuhan di waktu kecil yang berbeda.

Jadi wajar jika dalam rumah tangga ada hal yang berbeda dari istri atau suami. Namun tentunya perbedaan-perbedaan tersebut bukan hal yang harus di kedepan. Perbedaan harus diminimalisir dan harus mengutamakan persamaannya. Jangan perbedaan yang dijadikan sumber permasalahan namun persamaanlah yang harus dijadikan solusi atau dasar dalam membangun rumah tangga yang harmonis.

Nah, ini yang harus disadari oleh kita semua, baik yang sudah menikah maupun yang akan menikah bahwa kita menikah bukan dengan orang sama dengan kita 100%. Inilah salah satu karunia Allah kepada kita bahwa perbedaan itu harusnya menjadi indah dan harmonis. Pelangi itu indah karena warnanya berbeda-beda, taman bunga juga menjadi indah karena warnanya berbeda-beda. Tugas kita dalam rumah tangga demikian juga, bagaimana menjadikan yang berbeda tersebut tetap indah dan harmonis.

Perbedaan pendapat, ide atau pandangan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang biasa dan wajar. Dengan adanya perbedaan pendapat, akan lahir gagasan atau ide-ide yang mencerahkan kehidupan rumah tangga. Namun, apabila perbedaan tersebut tidak bisa menghasilkan titik temu, di antara suami dan istri harus ada yang mengalah.

Mengalah bukan berarti kalah, tetapi suatu kemenangan demi mempertahankan keutuhan dan ketenteraman rumah tangga. Misalnya, salah satu berbicara, yang lainnya diam untuk mendengarkan dan menyimak. Jangan sampai keduanya sama-sama berbicara sehingga tercipta suasana panas, sama-sama ingin menang, yang berakhir dengan amarah yang tersimpan di hati masing-masing. Bahkan, Islam pun melarang saling marah atau tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari.

Dari Anas bin Malik r.a., sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah kamu saling marah, jangan saling dengki, dan jangan pula saling tak acuh satu sama lain. Namun, jadilah kamu semua bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari.” (H.R. Muslim)

Alangkah indahnya apabila rumah tangga dihiasi dengan sikap suami istri yang saling mencintai karena Allah, saling menghormati dan menghargai kelebihan dan kekurangan masingmasing, dan saling mengalah dengan bersikap arif dan bijaksana ketika menghadapi setiap permasalahan dalam rumah tangga demi menjaga kemaslahatan dan kerukunan serta keharmonisan.

Nah, terkait pertanyaan Anda, apakah istri yang tidak setuju atau berbeda pendapat dengan suami sama dengan istri yang tidak taat?. Tentu saja tidak semudah itu menjudge istri taat atau tidak taat hanya karena tidak sependapat dengan suami.

BACA JUGA: Cara Menghadapi Suam Pelit dan Egois

Prinsipnya sederhana selama suami mengajak atau memerintahkan kepada Anda sesuai dengan syariat Islam yakni sesuai Al Quran dan Hadits maka Anda wajib melaksanakan sesuai dengan kemampuan Anda. Misalnya, suami mengajak Anda  bangun malam untuk tahajud atau puasa sunnah Senin dan Kamis maka selama Anda mampu atau sanggup tentu lebih utama. Namun sekiranya Anda merasa lelah karena seharian mengurus anak dan rumah atau dalam kondisi kurang sehat tentu Anda punya hak untuk tidak ikut ajakan suami sambil menjelaskan alasannya.

Namun sekiranya suami mengajak atau menyuruh Anda untuk bermaksiat atau melakukan kemunkaran maka Anda tidak bersalah atau tidak berdosa jika menolaknya atau tidak setuju pendapatnya.  Perbedaan pendapat terhadap sesuatu yang tidak prinsip atau tidak melanggar syariat tentunya tidak harus diselesaikan dengan pertengkaran.Demikian jawabannya semoga bermanfaat.

Nah, terkait permasalahan rumah tangga berikut solusinya Anda dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “MEMBINGKAI SURGA DALAM RUMAH TANGGA”. Ada pembahasan lebih detail berikut contoh kasus dan solusinya yang sesuai dengan bingkai syariah. Wallahu’alam. [ ]

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

985

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/