PERCIKANIMAN.ID – Seorang warga negara Israel memicu kemarahan publik di media sosial setelah ia mengunggah foto dan videonya saat berada di Masjid Nabawi kota Madinah. Aksi pria Yahudi ini memicu reaksi keras karena dinilai telah melecehkan dan tidak menghormati aturan yang berlaku, dimana warga non-Muslim tidak diperbolehkan masuk ke masjid suci yang dibangun oleh Nabi Muhammad saw tersebut.
Pria Israel yang diduga berada di dalam masjid dan mengambil foto serta video itu bernama Ben Tzion (31). Kabarnya, pria itu adalah orang Yahudi kelahiran Rusia yang menjadi warga negara Israel pada 2014. Media Israel melaporkan bahwa Tzion adalah seorang blogger.
Dalam foto yang diunggah di akun Facebooknya, ia tampak berdiri di Masjid Nabawi, salah satu tempat yang paling disucikan bagi umat Islam. Ia membawa sebuah tas kulit dan menunjuk tulisan bahasa Ibrani yang dibordir di tas itu. Menurut koran Times of Israel, itu adalah tulisan namanya. Sedangkan tas tersebut berisi tefillin atau phylacteries, gulungan teks suci umat Yahudi.
“Ketika Yahudi mengunjungi masjid paling suci kedua umat Islam setelah Al-Haram di Mekkah, dan al-Aqsa di Yerusalem yang ketiga. Nabi Muhammad mendirikan masjid ini Madinah dekat rumah beliau pada 622 Masehi dan dimakamkan di sini pada 632 Masehi. Perdamaian di Timur Tengah dengan penghormatan dan cinta terhadap satu sama lain,” tulis Tzion dalam foto tersebut.
Tidak jelas mengapa Tzion bisa masuk ke Masjid Nabawi. Namun biasanya non-Muslim sulit memasukinya. Apalagi pria 31 tahun ini berasal dari Israel yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Saudi. Artinya, seharusnya dia tidak bisa masuk negara itu karena pemegang paspor Israel.
Pria Yahudi kelahiran Rusia ini juga mengaku tidak menyamar untuk masuk ke Masjid Nabawi. Dia mengenakan pakaian Arab untuk menghormati masjid dan para jemaah.
“Saya memakainya atas dasar penghormatan, karena saya tahu akan datang ke Masjid Nabawi di Madinah. Jelas saya tidak akan memasukinya dengan bercelana jeans, itu tidak pantas,” lanjut dia.
Belum ada pernyataan dari kerajaan Saudi atas peristiwa ini. Namun pemerintah Saudi sebelumnya membantah adanya perbaikan hubungan dengan Israel. Menteri Luar Negeri Saudi Adel Jubeir beberapa waktu lalu mengatakan seluruh hubungan dengan Israel masih terputus sampai Netanyahu memenuhi inisiatif perdamaian yang diadopsi Liga Arab pada 2002.