• HOME
  • AKTUAL
  • TANYA USTADZ
    • AKHLAK
    • AQIDAH
    • IBADAH
    • MUAMALAH
  • KELUARGA
    • AN-NISA
    • KEUANGAN
    • PARENTING
  • KHAZANAH QURAN
  • VIDEO
Masuk
SELAMAT DATANG!Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda?
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Cari
26.8 C
Bandung
Kamis, Januari 28, 2021
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa Password? Dapatkan Bantuan
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.
Percikan Iman Online
  • HOME
  • AKTUAL
  • TANYA USTADZ
    • SemuaAKHLAKAQIDAHIBADAHMUAMALAH

      7 Tanda Kebaikan Di Dunia, Doa Yang Setiap Hari Kita Panjatkan

      Agar Doa Cepat Dikabulkan: Banyak Mengingat Allah saat Susah dan Senang (Foto: Pixabay)

      Doa Setelah Shalat Istikharah, Ini Yang Diajarkan Rasulullah

      Dapat Uang Palsu? Ini Yang Harus Dilakukan Seorang Muslim

      Shalat Sunat Ketika Tertimpa Musibah Yang Sangat Besar, Apakah Dicontohkan Rasul…

  • KELUARGA
    • SemuaAN-NISAKEUANGANPARENTING

      Mengawal Anak Menjuju Masa Dewasa

      Di antara hikmah paling baik dalam peristiwa Isra Mi’raj adalah menerima dengan iman. (Foto: Pixabay)

      Kisah Umar dan Istri Yang Cerewet: 5 Pelajaran Yang Dapat Dipetik

      Membersamai buah hati dengan kualitas waktu (foto: pixabay)

      Makna Kehadiran Anak Dalam Keluarga

      ibuanak

      Tips Membuat Otak Anak Jadi Lebih Cerdas, Perhatikan 7 Hal Ini

  • KHAZANAH QURAN
  • VIDEO
Beranda KHAZANAH Mengenal Nabi Yang Bukan Anak Nabi

Mengenal Nabi Yang Bukan Anak Nabi

Penulis
Iman Djojonegoro
-
Oktober 23, 2017
0
149
Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp
    unta

    Oleh: Ir. H. Bambang Pranggono, MBA, IAI*

     

    iklan

    “Dan ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan engkau (Muhammad) dan dari Nuh dan Ibrahim dan Musa dan Isa anak Maryam. Dan kami telah ambil dari mereka perjanjian yang teguh.”

    (Q.S. Al Ahzab 33: 7)

     

    PERCIKANIMAN.ID – – Kita mengenal lima nabi ungulan yang digelari ulu ‘azmi. Mereka adalah para nabi yang luar biasa sabar dan telah menghadapi tugas dan ujian yang berat. Istilah ulul ‘azmi tercantum dalam surat Al Ahqaaf (46) ayat 35, “Bersabarlah seperti sabarnya rasul-rasul ulul ‘azmi.”  Dalam surat Al Ahzab (33) ayat 7 dan surat Asy-Syuura (42) ayat 13 Allah menyebutkan nama-nama mereka secara ekspilisit, yakni Nabi Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s., dan Muhammad saw. Anehnya, mereka semua bukan anak Nabi.

     

    Menurut Ibnu Katsir dalam kitab Qishashul Anbiya’, Nabi Nuh a.s. adalah anak seorang biasa yang bernama Lamak bin Mutawasylih. Nabi Musa a.s. adalah anak Imran bin Qaits. Menurut Ibnu ‘Asakir, Nabi Ibrahim a.s. adalah anak pembuat patung berhala yang bernama Azar bin Nakhur. Nabi Isa as. malahan tidak punya ayah, sehingga disebut Isa putra Maryam. Ayah Nabi Muhammad saw. adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, pedagang muda Mekkah yang meninggal di perjalanan sewaktu Muhammad masih dalam kandungan ibunya.

     

    Tentu saja akan berbeda seorang nabi yang merupakan anak nabi dan yang bukan. Seorang nabi yang berasal dari anak nabi, sejak kecil sudah terdidik dalam keluarga saleh. Mereka mengalami suasana yang sehari-harinya orang menghormati ayah mereka dan meminta petunjuk. Ketika tugas itu diwariskan, mestinya mereka tidak terlalu sulit melanjutkan. Nabi Sulaiman merupakan anak dari Nabi Daud, Nabi Ishak merupakan anak dari Nabi Ibrahim.

     

    Tetapi nabi yang bukan anak nabi harus berjuang lebih keras menyampaikan risalah Tuhan. Karenanya pantas Allah memberi penilaian lebih bagi jerih payah mereka. Mereka berkarya tanpa bekal dan perlindungan nama besar orang tua,  mungkin prinsip bahwa manusia harus diberi peluang yang sama untuk mencapai puncak prestasi itu yang diinginkah Allah swt. Sehingga Dia contohkan lima orang nabi unggulan justru yang bukan anak nabi.

     

    Walhasil raja yang anak raja, presiden yang anak presiden, dokter yang anak dokter, jenderal yang anak jenderal, direktur yang anak direktur, kiai yang anak kiai, itu bukan prestasi mengagumkan menurut prinsip ulul ‘azmi. Kalaupun menang di garis finish, itu karena mereka start lebih dulu dengan fasilitas. Prisip Islam adalah menghapus segala ketidakadilan di garis start. Penerapan konsep ulul ‘azmi di masyarakat akan membesarkan semangat anak-anak orang biasa, bahwa mereka pun sebetulnya bisa menjadi nomor satu bila perlakuan istimewa bagi segelintir anak-anak yang beruntung dihapus. Negeri yang dijiwai oleh syari’at Islam ialah negeri yang berusaha sekuat tenaga menghapus segala kesenjangan lebar kaya-miskin, pejabat-rakyat, bukan membiarkannya terserah kepada kekuatan pasar.

     

    Setiap orang harus dimungkinkan mencapai posisi dan jabatan apa pun sesuai keahlian atau yang disebut meritokrasi. Mereka yang sudah diberi nikmat, cara menyukurinya tidak cukup hanya dengan mengamankan anak-anaknya sendiri, tetapi juga harus melakukan pemerataan kesempatan bagi anak-anak orang lain.

     

    Ketika Umat bin Khattab r.a. menghadapi kematiannya setelah ditusuk sewaktu shalat Subuh oleh Ibnu Maljaman, dibahaslah siapa yang harus menggantikannya menjadi khalifah. Waktu nama Abdullah bin Umar, anaknya, diusulkan sebagai calon, dia menolak keras dan berkata, “Cukup satu orang saja dari keluarga Umar yang akan dituntut Allah dalam urusan berat ini.” Para sahabat lalu berdalih bahwa putranya itu adalah seorang yang takwa dan adil, apakah hanya karena dia anak khalifah dia tidak boleh menjadi khalifah? Jawab Umar adalah, “Yang takwa dan adil masih banyak, bukan hanya keluarga Umar.”

     

    Naluri setiap orang memang membela anaknya dan mendahulukan kesempatan baginya, tetapi negara harus mengatur sehingga tidak timbul kecemburuan sosial.  Artinya negara ideal adalah di mana setiap anak punya peluang sama untuk belajar apa pun sampai setinggi-tingginya. Setiap orang punya akses yang sama untuk modal usaha atau berdagang.

     

    Setiap orang mempunyai informasi yang sama akan setiap peluang. Yang menentukan sukses tidaknya masing-masing orang adalah malas atau rajin, jujur atau curang, lamban atau gesit. Bukan karena anaknya siapa atau uangnya berapa. Nanti bila start sudah sama, semangat berlomba untuk kebaikan akan semakin berkobar.  Fastabiqul khairat. Wallahu’alam. [ ]

     

    BACA JUGA: Nabi Sulaiman Pernah Minta Tolong Jin, Bolehkah Kita Menirunya? 

     

    *Penulis adalah pendidik, pegiat dakwah dan penulis buku.

    Bambang Pranggono 1

    Editor: iman

    Ilustrasi foto: pixabay

     

    Bagi pembaca yang  punya hobi menulis dan ingin dimuat di www.percikaniman.id bisa mengirimkan tulisannya  ke email: [email protected]  . Jadilah pejuang dakwah melalui tulisan-tulisan yang inspiratif,motivatif dan edukatif serta penyebar amal saleh bagi banyak orang. Bergabunglah bersama ribuan pembaca dalam menebar kebaikan.

     

    Facebook
    Twitter
    Pinterest
    WhatsApp
      Artikel SebelumnyaHari Santri Nasional, Momentum Bangkitkan Ruhul Jihad
      Artkel SelanjutnyaApakah Jodoh Merupakan Takdir?
      Iman Djojonegoro

      ARTIKEL TERKAITDARI PENULIS

      ACT dan Lanal Bandung Kirim Kapal Kemanusiaan Untuk Sulbar dan Kalsel

      Himma Kota Bandung Siap Berkontribusi Di Bumi Pasundan

      Wafatnya Ulama Adalah Padamnya Ilmu dan Musibah Bagi Orang Beriman

      SOSIAL MEDIA

      8,700FansSuka
      4,272PengikutMengikuti
      8,100PengikutMengikuti
      6,530PelangganBerlangganan
      @percikaniman_id
      4.495 Pengikut
      Mengikuti

      Komentar

      • Berita Aktual Islam Terpercaya pada Pentingnya Persiapan Psikologis Sebelum Menikah
      • avrilia pada 5 Larangan Bagi Wanita Saat Menjalani Masa Iddah
      • bayu haribasuki pada Menganalisa Karakter Diri Berdasarkan Juz, Apakah Dicontohkan Nabi?
      • Dani pada Ingin Bertaubat yang Sebenar-benarnya? Lakukan 4 Langkah Ini
      • pakar makalah pada Aneka Hidangan Daging Kambing Di Hari Idul Adha

      PILIHAN EDITOR

      Cara Mengatasi Hati Gelisah, Begini Yang Diajarkan Islam

      Januari 27, 2021

      Amankah Bertemu Keluarga Besar Setelah Divaksin? Begini Penjelasan Ahli

      Januari 27, 2021

      ACT dan Lanal Bandung Kirim Kapal Kemanusiaan Untuk Sulbar dan Kalsel

      Januari 26, 2021

      ARTIKEL TERPOPULER

      Mimpi Orang Yang Sudah Meninggal, Ini Penjelasannya

      November 29, 2019
      miftah faridl

      KH Miftah Faridl Bantah Dukung Dream For Freedom

      November 11, 2015
      mimpi

      Bermimpi Ketemu Almarhum, Siapakah yang Hadir dalam Mimpi Itu?

      Juli 11, 2016

      KATEGORI TERPOPULER

      • HEADLINE4467
      • AKTUAL2141
      • TANYA USTADZ1539
      • KHAZANAH1464
      • KELUARGA1146
      • IBADAH789
      • PANDUAN IBADAH701
      • AN-NISA606
      • ENSIKLOPEDI ISLAM598
      TENTANG KAMI
      Percikan Iman Online adalah sebuah portal media online Islami yang bernaung di bawah PT Berkah Khazanah Intelektual.
      Hubungi kami: [email protected]
      IKUTI KAMI
      • PRIVASI
      • DISCLAIMER
      • KONTAK KAMI
      • IKLAN
      • PEDOMAN MEDIA SIBER
      © Percikan Iman Online - Percikan Iman Online