PERCIKANIMAN.ID – – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’aruf Amin meminta kepada politikus partai NasDem Viktor Laiskodat untuk mengklarifikasi pidatonya di Kupang yang dianggap memfitnah sejumlah partai politik.
“Ya harus diklarifikasi pak Viktor itu maksudnya apa, kemudian tanggapan pihak yang merasa tidak senang, seperti apa. Menurut saya ya harus diklarifikasi saja,” kata KH Ma’aruf seperti dilansir okezone,Senin (6/8/2017).
Rais Aam Syuriah PBNU itu menegaskan dalam kasus ini jangan menyeret umat. Menurutnya, sudah cukup umat diresahkan dengan berbagai isu yang muncul dalam kurun waktu belakangan ini.
Bagi Ma’aruf saat ini seluruh elemen masyarakat harus konsentrasi membangun situasi yang lebih kondusif. Kata dia jangan setiap gejolak harus disangkutpautkan dengan umat yang tak berdosa.
“Umat jangan dibawa, kalau dibawa ke umat itu jadi masalah besar itu, umat jangan dibawa, kalau mau diproses, proses saja. Jangan terprovokasi,” tegas Ma’aruf.
Kesempatan yang sama,Wakapolri Komjen Syafruddin menegaskan akan mempelajari pelaporan terhadap pidato Ketua Fraksi Partai Nasdem Viktor Laiskodat di Kupang, yang dianggap menyudutkan empat partai, Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat.
“Ya namanya laporan kami akan telaah bersama, kami lihat dulu tentang apa progresnya dan sebagainya, kita akan teliti lebih mendalam dulu ya,” kata Syafruddin.
Menanggapi kontroversi tersebut, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengungkapkan, bahwa pernyataan Politisi Partai Nasdem Victor Laiskodat tersebut dapat menjadi pemicu kekisruhan dan ketegangan baru dalam kehidupan berbangsa di Indonesia.
Pasalnya, menurut Adi, pernyataan Victor Laiskodat ketika berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sangat mengandung unsur menghina dan merendahkan pihak lain.
“Pernyataan Victor cukup peyoratif (unsur bahasa menghina dan merendahkan), tendensius, dan menyulut kekisruhan baru,” ungkapnya seperti dikutip akurat.co, Minggu (6/8/2017)
Adi mengatakan, sebagai seorang pejabat tinggi negara, apalagi berada pada posisi Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR RI, seharusnya Victor Laiskodat bisa menjaga tutur katanya dengan lebih baik lagi.
“(Perilaku Victor) tak pantas dilakukan oleh seorang anggota dewan yang menyandang gelar terhormat,” ujarnya tegas.
Bahkan, lanjut Adi, komunikasi politik yang baik dilakukan tak hanya kepada sesama teman sejawat di DPR RI saja, tapi juga kepada rakyat di tatanan bawah. Sebab, apa yang diucapkan ataupun dilakukan oleh seorang pejabat, pasti akan menjadi tauladan bagi rakyat.
“Padahal elit itu harus menjaga sikap dan omongannya. Di grass root kemarahan umat belum sepenuhnya reda efek Pilkada Jakarta. Ini bisa memancing isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) lagi,” katanya.
Sebelumnya, seperti banyak diberitakan, saat berpidato di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa 1 Agustus 2017, Viktor Laiskodat diduga mengajak hadirin untuk tak memilih calon kepala daerah atau calon legislator dari partai-partai ekstremisme dan pro-khilafah, yakni Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Akibat pernyataannya itu, Viktor resmi dilaporkan ke Bareskrim Polri karena dianggap melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis juncto Pasal 8 ayat 2, Pasal 45 ayat 2, Pasal 4, Pasal 16, Pasal 156, serta Pasal 156A UU KUHP. [ ]
Red: admin
Editor: iman
Foto: norman