Pentingnya Seimbangkan Aktivitas Anak untuk Kurangi Risiko Myopia

0
341

PERCIKANIMAN.ID – – Kegemaran bermain gawai pada anak-anak akan berisiko terhadap kelainan refraksi. Karena itu keseimbangan aktivitas penting untuk menghindari mata minus pada usia anak.

 

Dokter Spesialis Mata RSI Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah, Atik Rahmawati, mengatakan sekarang ini kerap orang tua beranggapan gawai menjadi sarana yang ampuh agar sang anak tidak gemar menghabiskan waktu bermain di luar rumah.

 

Namun sejatinya kebiasaan bermain gawai dalam durasi waktu yang lama juga beresiko pada kesehatan mata sang anak.

 

“Terutama kelainan refraksi myopia atau rabun jauh atau yang awam disebut mata minus,” ujarnya seperti dilansir antaranews, Jumat akhir pekan lalu.

 

Saat ini, jelasnya, kerap ditemui anak-anak yang gemar bermain gawai dalam waktu yang lama. Padahal penggunaan gawai dalam waktu lama bakal meningkatkan risiko kelainan refraksi myopia.

 

Myopia merupakan kelainan refraksi mata, di mana titik fokus jatuh di depan retina. Umumnya kelainan disebabkan karena terjadinya pemanjangan bola mata (aksis).

 

“Penyebabnya sering melihat dalam jarak yang terlalu dekat, seperti telepon pintar,” katanya.

 

Meski kelainan ini ada yang dipengaruhi oleh faktor genetis, jelasnya namun juga bisa di pengaruhi seringnya menggunakan gawai dalam durasi waktu yang lama, khususnya di dalam ruangan.

 

Atik menambahkan, data di Amerika, peningkatan anak-anak yang menderita myopia ini melonjak hingga 50 persen’ Di Asia, seperti di Singapura dan tiongkok, juga mengalami peningkatan yang luar biasa.

 

Tingginya angka penderita myopia pada kalangan anak tersebut diduga berhubungan dengan banyaknya aktivitas melihat secara dekat di dalam ruangan dan kurangnya aktivitas fisik anak di luar ruangan.

 

Hal tersebut tidak menguntungkan pada mata anak yang masih dalam usia pertumbuhan. Ia  mengimbau, bagi orang tua yang saat ini masih membebaskan anak-anaknya bermain gawai, perlu membatasi, dan menyeimbangkan aktivitas anak.

 

“Bila muncul keluhan pada anak atau laporan dari guru sekolah tentang perkembangan penglihatannya, maka sudah seharusnya segera memeriksakan ke dokter supaya mencegah komplikasi kelainan refraksi yang lebih parah,”  ujarnya. [ ]

 

Red: admin

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay