Assalamu’alaykum Wr.Wb, Pak Aam bagaimana kita bisa merasakan hidup kita mendapat keberkahan? Mungkin lebih luas lagi kita sebagai warga Indonesia yang kekayaannya melimpah ini juga merasakan keberkahan. Terima kasih. ( Sari by email)
Wa’alaykumsalam Wr.Wb. iya ibu Sari dan pembaca sekalian kata ‘berkah’ berasal dari bahasa Arab: barokah (البركة), artinya nikmat . Dalam istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk yang berarti nikmat. Jadi ternyata dalam bahasa Indonesia kita banyak juga menyerap bahasa Arab juga dalam khazanah perbahasaan. Untuk itu sayang kalau ada orang yang anti Arab padahal dalam keseharian sering menggunakan bahasa Arab contoh kata berkah atau barokah tersebut.
Menurut Imam Al-Ghazali istilah, berkah (barokah) artinya “bertambahnya kebaikan”. Sementara para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia. Dalam keseharian kita sering mendengar kata “mencari berkah”, bermaksud mencari kebaikan atau tambahan kebaikan, baik kebaikan berupa bertambahnya harta, rezeki, maupun berupa kesehatan, ilmu, dan amal kebaikan (pahala).
Dalam Al-Qur`an kata berkah (barakah) hadir dengan beberapa makna, di antaranya: kelanggengan kebaikan, banyak, dan bertambahnya kebaikan. Al-Quran sendiri merupakan berkah bagi manusia sebagaimana firman-Nya:
“Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (QS. Shaad: 29).
Sementara berkah atau barakah dalam arti yang luas menyangkut masyarakat atau kaum bermakna sebagai kebaikan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi seluruh kaum dalam suatu wilayah. Hal ini tercantum dalam ayatAl Quran:
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96).
Setidaknya dari kedua ayat tersebut dapat kita pahami bahwa sumber dan Al Quran adalah keberkahan bagi orang-orang yang beriman dan keberkahan itu datangnya dari Allah Swt. Sementara syarat untuk datangnya berkah dari Allah adalah dengan beriman dan bertakwa. Ini berlaku baik secara individu maupun bermasyarakat (jama’i) sehingga keberkahan dapat kita rasakan sebagai pribadi muslim maupun dalam kontek kehidupan bermasyarakat.
Sebagai pribadi keberkahan dapat kita rasakan misalnya hidup yang tenang, bahagia, sehat, rezeki yang cukup, anak shalih shalihah, tetangga yang baik dan sebagainya. Dalam konteks hidup bermasyarakat keberkahan itu seperti lingkungan aman, damai, tidak ada bencana, bahan makanan yang melimpah dan murah dan sebagainya.
Lalu bagaimana ciri orang yang merasakan hidupnya penuh berkah? Kita kembali mengacu pada Al Quran maupun hadits Rasulullah Saw. Ada beberapa indikator orang-orang yang mendapat berkah dalam hidupnya sesuai dengan kriteria Al Quran antara lain:
- Merasa nikmat dalam beramal shaleh (Al-An’am 6 : 125)
- Konsisten (istiqamah) dalam kebaikan (QS. Ali Imran 3:101)
- Merasakan kerinduan kepada Allah (QS. Al-Anfal 8 : 2-3)
- Pandai menggunakan indra, akal & fitrah untuk memilih yang terbaik (QS. An-Nahl:78)
- Pandai bersyukur (QS. Ibrahim 14:7, QS. Luqman 31:12)
- Selalu Shabar menghadapi ujian (QS. Ali Imran 3:200)
- Sabar menghadapi penderitaan: (-Sabar menghadapi kesuksesan,-Sabar dalam menyampaikan kebenara, -Sabar dalam beribadah, – Sabar menghadapi berbagai karakter orang)
Setidaknya jika kita dapat merasakan indikator tersebut maka secara pribadi atau individu boleh disebut hidupnya penuh keberkahan. Namun demikian setiap pribadi tentu akan merasakan keberkahan hidupnya yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Meski demikian acuannya tetap sama yakni beriman dan bertakwa sehingga orang yang hidup gelimang harta dan serba kecukupan hidupnya belum tentu berkah selama dia tidak beriman dan bertakwa. Wallahu’alam. [ ]
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email [email protected] atau melalui i Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .